GERBANG SEKOLAH

Charger Super Cepat Hingga Aplikasi Telepon Tanpa Pulsa

KOTABARU, RAKA – Bukan siswa SMK TI Muhammadiyah Cikampek jika tidak kreatif. Jika beberapa tahun lalu sukses membuat CPU berisi air, kini mereka berhasil membuat lima produk berteknologi tinggi ramah lingkungan.

Selain itu, sekolah yang menjadi potensi rujukan itu, juga berhasil mendirikan gedung Techno Park. Bangunan berlantai dua itu menjadi pusat inkubator produk-produk kreatif para siswa. Maka wajar, jika produk yang dihasilkan pun tidak asal. Tetapi memiliki nilai kemanfaatan tinggi.

Pengelola Techno Park SMK TI Muhammadiyah Cikampek Faizal Rahman mengatakan, lima produk yang dibuat oleh peserta didik sudah diluncurkan belum lama ini. “Kita sudah meluncurkan produk Techno Park SMK TI Muhammadiyah Cikampek. Ada lima produk ramah lingkungan ciptaan siswa,” kata Faizal kepada Radar Karawang, Kamis (6/12) kemarin.

Dikatakan Faizal, lima produk yang dirilis tersebut diantaranya aplikasi Go Futsal, aplikasi Ada Jasa, aplikasi Clean Shoes, aplikasi Poif dan Smartphone Power Charging. Diantara lima produk itu, yang menjadi unggulan ialah aplikasi Poif dan Smartpone Power Charging. “Poif itu adalah aplikasi untuk menelpon tanpa menggunakan pulsa atau kuota. Tapi jarak komunikasinya dibatasi, seperti untuk di kantor-kantor perusahaan atau kantor pemerintahan. Sedangkan fast charging, keunikannya kita bisa ngecarge hp kita hanya dengan waktu 5 sampai 10 menit,” papar Faizal.

Untuk dua produk itu, tambah Faizal, akan dipasarkan untuk masyarakat dengan harga yang tidak terlalu tinggi. “Barang sudah ready. Jika ada yang tertarik silahkan hubungi saja ke SMK TI Muhammadiyah. Harga sekitar 300 ribuan,” katanya.

Menurutnya, lima produk yang dibuat itu merupakan kreasi dan inovasi para pelajar di sekolahnya, yang dibuat sejak bulan Agustus 2018. Pihak sekolah telah membentuk lima startup melalui seleksi. Jadi, 25 pelajar yang berhasil membuat produk tersebut ialah pelajar yang memiliki IQ di atas rata-rata. “25 orang dari kelas X sampai kelas XII. Satu startup itu lima orang, dan masing-masing harus membuat produk. Kita hanya membimbing saja. Kalau untuk fast charging itu hanya dua orang,” ujarnya.

Dia juga berharap, setelah berhasil merilis lima produk itu, banyak kreasi dan inovasi dari para peserta didiknya yang memiliki kemampuan lebih. Sehingga banyak pula produk yang dibuat untuk dipasarkan di masyarakat. “Saya juga berharap kedepan itu generasi siswa di SMK TI Muhammadiyah, banyak yang cerdas dan berinovasi menciptakan sesuatu yang baru. Pengennya siswa itu mampu merakit komponen-komponen yang bisa menghasilkan produk yang berguna di masyarakat,” pungkasnya. (cr2)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
Verified by MonsterInsights