Reptil Bisa Bersahabat

KOTABARU, RAKA – Tidak semua orang berani bermain dengan reptil semisal ular, biawak, buaya, hingga kadal. Namun, jika sudah merasa nyaman bahkan jatuh cinta, maka reptil bisa menjadi sahabat.
Di Cikampek, ada satu wadah silaturahmi para pecinta reptil. Namanya, Reptile Exotic Cikampek (Retic). Markasnya di Dusun Sukamulya, Desa Pucung, Kecamatan Kotabaru.
Pembina Reptic Bunda Apey pernah mengatakan, kegiatan mereka selama ini tak lepas dari edukasi reptil ke sekolah-sekolah yang ada di Karawang, Purwakarta dan sekitarnya. Edukasi yang diberikan disesuaikan dengan jenjang pendidikan. Mulai dari sekadar pengenalan, penanganan sampai pertolongan pertama saat digigit ular.
Reptic juga bekerjasama dengan beberapa perusahaan untuk memberikan training mengenai penanganan ular. Bahkan pemadam kebakaran pun kerap meminta mereka untuk memberi pelatihan. Ia sendiri merasa prihatin dengan banyaknya masyarakat yang phobia terhadap ular, dan cenderung akan membunuh jenis ular apapun yang ditemukan meskipun sebenarnya tidak berbisa. Padahal pada umumnya ular berbisa tidak begitu agresif, karena tidak memiliki penglihatan yang baik, mereka mengandalkan sensor panas, penciuman, dan getaran. Yang perlu dilakukan manusia adalah menjauhinya, bukan malah membunuhnya. “Ular merasakan langkah kaki manusia saja padahal takut, kalau diserang ya mereka bakal mempertahankan diri,” tuturnya.
Dia melanjutkan,
Dalam pertanian, membunuh sembarang ular juga akan berdampak fatal yakni merusak ekosistem alam. Jika ular yang menjadi predator alami hama tikus terus menerus dibunuh dan berkurang, tentunya akan memutus mata rantai makanan. “Hal ini malah akan membuat populasi hama tikus semakin meningkat dan mengganggu produktifitas pertanian,” ungkapnya.
Ketua Komunitas Relok Gugun mengatakan, hewan reptil ini tidak semuanya berbahaya, malah sebaliknya. Hewan reptil ini ada juga yang bisa membantu para petani sawah seperti ular koros. Ular koros ini merupakan salah satu pemangsa hama padi yaitu tikus. “Ular koros ini kan habitatnya di sawah, dia juga memangsa tikus. Kalau ular ini sering dimatiin oleh petani, maka tikus semakin banyak,” jelasnya kepada Radar Karawang.
Ia melanjutkan, ular koros juga bukan bagian dari ular yang berbisa, dan tidak akan mengganggu manusia. Justru ular tersebut lebih takut kalau melihat manusia. Sehingga diharapkan para petani tidak asal membunuh ular koros. Kata Gugun, sebetulnya semua ular takut kalau melihat manusia termasuk ular kobra, kecuali mungkin keinjak. “Jadi petani harus tahu mana ular yang berbahaya dan yang tidak, dan memang itu tugas kita untuk mengedukasi orang-orang,” kata Gugun.
Raynanda Gumilang, ketua Komunitas Natrix Reptiler Indonesia Regional Purwakarta mengatakan, biasanya kegiatan komunitas reptil diselenggarakan di bilangan Taman Sribaduga setiap seminggu sekali. “Seminggu sekali ada pengenalan reptil, kita membawa berbagai jenis reptil untuk dikenalkan kepada masyarakat dan supaya masyatakat tidak takut,” terangnya.
Dia juga memberi tahu jika ingin memelihara ular, dimulai dari pencahayaan kandang, besar kandang juga untuk pakan. “Kalau memelihara ular, pastikan suhu kandangnya mendapatkan pencahayaan kondisi siang dan malam. 12 jam siang, dan 12 jam malam. Terlalu banyak cahaya saat malam hari untuk jenis nocturnal bisa menyebabkan stress, baiknya menggunakan lampu khusus untuk reptil nocturnal,” paparnya.
Salah satu anggota Expose Dhanial Basyar (45) menambahkan, edukasi yang diberikan oleh komunitasnya juga untuk merubah pandangan masyarakat terhadap ular. Diakuinya ular itu berbahaya, namun dari sekian banyak spesies ular tidak sampai 20 persen yang berbahaya. “Kita memberi edukasi ke masyarakat bagaimana ciri ular yang berbahaya, jangan sampai ada yang terobsesi pegang ular tapi tidak tahu itu high venom,” ucapnya.
Sebagai komunitas pecinta binatang eksotik, Expose sebetulnya tidak ingin ada hewan, khususnya ular yang terbunuh karena manusia. Dengan edukasi yang mereka berikan, diharapakan masyarakat lebih memilih menggiring atau menangkapnya untuk dirilis di habitatnya. “Kecuali kalau benar-benar terdesak, meski sama sekali awam, bunuh saja gak apa-apa, tapi dengan harapan hal seperti itu tidak terjadi lagi,” tambahnya. (nce/gan)