
Masyarakat Karawang khususnya Desa Pasirkaliki kerap melintasi jalan infrastruktur yang terbelah ini.
Ini adalah jalan utama bagi masyarakat Desa Pasirkaliki, jalan rusak disebabkan oleh banyaknya kendaraan besar yang lewat dan juga kondisi tanah yang kurang stabil
karena kiri dan kanan jalan didominasi dengan sawah sehingga kepadatan dan stabilitas jalan kurang kokoh.
Di Desa Pasirkaliki juga sebagian besar profesi masyarakat adalah seorang petani sehingga ketika mereka menjual hasil panen padi berton-ton
mereka menjual kepada pengepul dengan menggunakan truk sebagai angkutan padi, sehingga ini sangat berdampak bagi umur dan kualitas jalan Desa Pasirkaliki
Setiap pagi, kendaraan berlalu lalang melintasi jalan ini dan juga banyak kendaraan bermotor yang akan pergi sekolah dan bekerja.
Kerusakan infrastruktur menyebabkan kemacetan yang berkepanjangan, membuat waktu tempuh menjadi dua kali lipat lebih lama.
Bagi para pekerja, ini berarti kehilangan waktu berharga yang seharusnya bisa digunakan untuk produktivitas.
Banyak yang terpaksa bangun lebih pagi dan pulang larut malam, mengorbankan waktu berkualitas bersama keluarga.
Kerusakan infrastruktur juga berkontribusi pada penurunan kualitas hidup masyarakat.
Polusi udara meningkat akibat kemacetan, dan risiko kecelakaan lalu lintas semakin tinggi.
Selain itu, akses ke layanan publik seperti kesehatan dan pendidikan menjadi terhambat, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah pinggiran.
Anak-anak yang seharusnya bisa pergi ke sekolah dengan mudah, kini harus menghadapi perjalanan yang melelahkan dan berbahaya.
Kerusakan infrastruktur di Karawang memiliki dampak yang signifikan terhadap mobilitas masyarakat dan kualitas hidup secara keseluruhan.
Baca juga: Pedestrian di Perkotaan Rusak
Kemacetan yang parah akibat jalan-jalan yang berlubang dan tidak terawat menguras energi dan waktu warga, membuat mereka terjebak berjam-jam di perjalanan,
yang seharusnya bisa digunakan untuk beristirahat atau berkumpul dengan keluarga.
Selain itu, perekonomian lokal juga terhambat; pengiriman barang menjadi sulit dan biaya transportasi meningkat, sehingga banyak pelaku usaha, terutama UKM, yang terpaksa menutup usaha mereka.
Kualitas hidup masyarakat pun menurun, dengan meningkatnya polusi udara dan risiko kecelakaan lalu lintas, serta akses yang terbatas ke layanan kesehatan dan pendidikan.
Kerusakan infrastruktur ini juga memperburuk kesenjangan sosial, di mana mereka yang tidak memiliki kendaraan pribadi terpaksa bergantung pada angkutan umum yang tidak teratur,
mengakibatkan ketidaksetaraan dalam akses terhadap peluang kerja dan pendidikan.
Di tengah semua tantangan ini, muncul krisis kepercayaan terhadap pemerintah, ketika janji-janji perbaikan infrastruktur tidak terealisasi, yang dapat memicu ketidakpuasan dan protes dari masyarakat.
Namun, tantangan ini juga membuka peluang untuk inovasi dan kolaborasi antara masyarakat dan sektor swasta dalam menciptakan solusi kreatif untuk memperbaiki kondisi infrastruktur,
sehingga dapat mengubah Karawang menjadi daerah yang lebih baik dan berkelanjutan.
Perbaikan Infrastruktur Secara Berkala: Melakukan perbaikan dan pemeliharaan infrastruktur secara rutin untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
Peningkatan Anggaran untuk Infrastruktur: Mengalokasikan lebih banyak dana untuk proyek perbaikan infrastruktur agar dapat dilaksanakan dengan cepat dan efisien.
Penggunaan Teknologi untuk Pemantauan: Mengimplementasikan teknologi pemantauan untuk mendeteksi kerusakan infrastruktur secara dini dan merespons dengan cepat.
Strategi Penyelesaian Masalah Infrastruktur Umum di Karawang Melalui Kemitraan Untuk mengatasi masalah infrastruktur umum di Karawang, seperti jalan di Pasirkaliki,
pendekatan kemitraan dengan berbagai pihak dapat menjadi solusi yang efektif. Berikut adalah strategi yang dapat diterapkan:
Kolaborasi Dengan Pemerintah Daerah Dan Pusat
Membangun sinergi antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat untuk mendapatkan dukungan anggaran dan kebijakan yang lebih baik.
Mengadakan pertemuan rutin untuk membahas perkembangan dan tantangan infrastruktur.
Gubernur dan Bupati/Wali Kota untuk:
a. Menyediakan dukungan program dan anggaran dalam rangka menyiapkan dokumen kesiapan pelaksanaan kegiatan percepatan peningkatan konektivitas jalan daerah.
b. Menyusun dokumen perencanaan dan kelengkapan perizinan sesuai dengan kewenangannya untuk kegiatan percepatan peningkatan konektivitas jalan daerah;
c. Menyediakan dukungan lahan siap bangun dalam rangka pelaksanaan kegiatan percepatan peningkatan konektivitas jalan daerah; dan
d. Mengoperasikan dan melakukan pemeliharaan jalan daerah yang telah diserahterimakan dalam bentuk hibah hasil kegiatan percepatan peningkatan konektivitas jalan daerah
dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Tonton Juga: Gak Nyangka, Inilah Pemilik Dufan
Kemitraan Dengan Sektor Swasta
Kerusakan infrastruktur di Karawang memerlukan solusi yang komprehensif dan berkelanjutan.
Oleh karena itu, kami mengusulkan strategi intervensi yang berbasis kemitraan antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat.
Berikut adalah beberapa strategi intervensi yang dapat dilakukan:
Kemitraan Pemerintah-Sektor Swasta
Pemerintah dan sektor swasta dapat bekerja sama untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak. Pemerintah dapat menyediakan dana dan sumber daya,
sedangkan sektor swasta dapat menyediakan teknologi dan keahlian. Dengan demikian, dapat dibangun infrastruktur yang lebih baik dan berkelanjutan.
Seperti yang diungkapkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, “Kemitraan antara pemerintah dan swasta sangat penting untuk mempercepat pembangunan infrastruktur yang berkualitas” (Kementerian PUPR, 2020).
Partisipasi Masyarakat
Masyarakat dapat dilibatkan dalam proses perencanaan dan pengawasan.
Dengan demikian, masyarakat dapat memastikan bahwa yang dibangun sesuai dengan kebutuhan dan harapan mereka.
Menurut penelitian oleh World Bank, “Partisipasi masyarakat dalam pembangunan infrastruktur dapat meningkatkan efektivitas dan keberlanjutan proyek” (World Bank, 2018).
Pengembangan Infrastruktur Berbasis Komunitas
Pengembangan infrastruktur berbasis komunitas dapat dilakukan dengan melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan dan pengembangan.
Dengan demikian, dapat dibangun yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat.
“Infrastruktur yang dirancang dengan melibatkan komunitas cenderung lebih relevan dan berkelanjutan” (UN-Habitat, 2019).
Peningkatan Kapasitas Masyarakat
Peningkatan kapasitas masyarakat dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan dan pendidikan kepada masyarakat tentang cara memelihara dan mengelola jalan.
Dengan demikian, masyarakat dapat memiliki kemampuan untuk memelihara dan mengelola infrastruktur yang sudah ada.
“Pendidikan dan pelatihan adalah kunci untuk memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan infrastruktur” (UNESCO, 2021).
Pengembangan Sistem Informasi
Pengembangan sistem informasi dapat dilakukan untuk memantau dan mengawasi infrastruktur yang sudah ada.
Dengan demikian, dapat dibuat laporan yang akurat tentang kondisi ini dan dapat dilakukan perbaikan yang tepat.
“Sistem informasi yang baik dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih efektif terkait infrastruktur” (OECD, 2020).
Kemitraan dengan Lembaga Swadaya Masyarakat
Kemitraan dengan lembaga swadaya masyarakat dapat dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya infrastruktur yang baik.
Dengan demikian, dapat dibangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya jalan yang baik dan dapat dilakukan perbaikan yang tepat.
“Lembaga swadaya masyarakat memiliki peran penting dalam meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat” (Bappenas, 2019).
Dengan demikian, strategi intervensi yang berbasis kemitraan dapat membantu meningkatkan mobilitas masyarakat Karawang dan memperbaiki kondisi jalan yang rusak.
Penulis
Dewa Erlangga
Opan Sopian
Taufiqurrohman