GERBANG SEKOLAH

Hormati Guru

CILAMAYA WETAN, RAKA – Banyak cara untuk menghadapi siswa dalam dunia pendidikan, jika cara kasar sudah tidak diterapkan dengan alasan Hak Asasi Manusia (HAM). Cara lembut dengan merangkul siswa menjadi salah satu cara yang dinilai efektif. Padahal, kedisiplinan dalam dunia pendidikan dinilai perlu untuk penegasan kepada siswa. Khusus untuk siswa yang membandel dan ngeyel.

Warga Desa Tegalwaru, Fathurohman (28) mengatakan, ketegasan kepada siswa itu perlu diterapkan di lingkungan sekolah. Karena karakter dan sifat siswa itu tidak semua sama. “Perlu ketegasan, bahkan mukul pun boleh saya rasa. Asal jangan sampai melukai fisik dan psikologis siswa, apalagi sampai berdarah dan membuat siswa terpuruk,” katanya.

Menurutnya, ketika dia masih menjadi siswa, pernah dipukul guru dengan menggunakan penggaris kayu di bagian pantat, bahkan hingga penggaris itu patah. Namun justru tidak berani mengadu kepada orang tua, karena dia yakin jika mengadu pun akan ditambah hukumannya sama orang tua. Namun akan berbeda dengan orang tua saat ini, yang menganggap bahwa itu kekerasan. “Padahal setelah saya dipukul itu langsung jera, dan memang tidak ada luka. Gurunya pun minta maaf setelah istirahat,” ucapnya.

Menurutnya, HAM di dunia pendidikan tidak tepat diterapkan. Kecuali tadi, kekerasan yang berdampak buruk kepada psikologis dan fisik siswa. Seorang guru wajar menghukum siswa, karena memang di dalam dunia pendidikan tempatnya anak dididik. “Yang penting ada efek jera dan membuat sadar siswa,” ujarnya.

Ketua OSIS SMK Indonesia Mas Cilamaya Kapi mengatakan, tak pernah kena hukuman oleh guru, karena sudah tertanam rasa takut dan segan terhadap guru. Namun, jika siswa membandel, bahkan jika dirinya melanggar aturan sekolah siap dihukum. Namum dengan hukuman yang bermanfaat bagi siswa itu sendiri. Salah satu contohnya dengan membersihkan WC atau membersihkan lingkungan sekolah. Atau, lanjut Kapi, hukuman yang sesuai dengan tindakannya. Misalkan siswa itu tidak mengerjakan PR, sebisa mungkin hukumannya itu suruh mengerjakan PRnya di sekolah hingga selesai dengan kemampuan sendiri. “Atau bisa saja dengan menyuruhnya ngambil air wudhu, membaca salawat sebanyak-banyaknya di depan kelas. Intinya yang bermanfaat tanpa ada sentuhan fisik. Terkecuali kalau memang siswa itu membandel,” pungkasnya. (rok)

Related Articles

Back to top button
Verified by MonsterInsights