Latih Empati Siswa
Anisa Noor Azijah
TELUKJAMBE BARAT, RAKA – Jika ada pertanyaan ekstrakurikuler mana yang paling peduli kesehatan, tentu jawabannya adalah anak Palang Merah Remaja (PMR). Selain dididik cara pertolongan pertama gawat darurat, mereka juga dibina menjadi siswa yang paling peduli terhadap sesama.
Kepala SMAN 1 Telukjambe Barat Agus mengatakan, ekstrakurikuler tersebut mendidik siswa menjadi terampil dalam menjalankan tugas-tugas kemanusiaan. “Kelak semoga menjadi insan yang berguna bagi sesama umat manusia, dan dapat menjadi anggota palang merah yang baik,” ucapnya.
Ia menegaskan, PMR SMAN 1 Telukjambe Barat meski baru lahir satu tahun yang lalu, mendapat antusias keikutsertaan yang tinggi dari para siswa dan siswinya. Bahkan, lanjut Agus, PMR di sekolah tersebut membantu program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), yang diharapkan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan olahraga. “Palang Merah Remaja tidak terbatas bagi para anggotanya, akan tetapi dapat diikuti oleh organisasi-organisasi lainnya, karena sifat kenetralannya,” ucapnya.
Menurut Agus, PMR berkewajiban untuk bekerja sama dengan semua golongan menghadapi tugas-tugas kemanusiaan. Walaupun keanggotaan PMR terbuka bagi setiap remaja, namun sejak semula dan menurut sejarahnya, justru PMR di Indonesia dimulai dan diadakan di lingkungan sekolah-sekolah.
Wakil Kepala SMAN 1 Telukjambe Barat Ayub mengatakan, PMR bagian dari Palang Merah Indonesia dan telah diakui secara luas sebagai pembinaan dan pengembangan generasi muda. PMR yang bertujuan untuk mempertinggi keterampilan dan mengembangkan prinsip dasar gerakan palang merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, melaksanakan kegiatan kepalangmerahan yang bermutu dan tepat sesuai dengan kegiatan PMR, yaitu Panca Karya PMR dan Tri Bakti PMR. “Kegiatan PMR merupakan bentuk pembinaan, yaitu segala usaha yang berhubungan dengan perencanaan, penyusunan, pengembangan, pengerahan, penggunaan serta pengendalian sarana organisasi secara berdayaguna,” pungkasnya. (yfn)