GERBANG SEKOLAH

Lebih Suka di Pesantren

RAWAMERTA, RAKA – Alaysa Madihah, santri Al Banat Nihayatul Amal Rawamerta mengatakan, baginya menjadi seorang santri adalah suatu kebanggaan. Apalagi pergaulan zaman now terbilang bebas, seperti anak-anak sekolah seusianya sudah berani keluar rumah melebihi pukul 20.00 tanpa sepengetahuan orang tua. “Kalau di pesantren 24 jam diawasi guru,” ungkapnya kepada Radar Karawang.

Hidup jauh dari orang tua, kata Alaysa, terkadang ingat orang tua. Rindu keluarga dan rumah. “Pesantren sudah tiga tahun. Kadang kalau ingat keluarga di rumah suka nangis,” jelasnya kepada Radar Karawang.

Ia melanjutkan, pertama kali masuk pesantren tidak betah, karena banyak hal baru yang berbeda dengan di rumah. Seperti makanannya, air mandinya, dan juga teman-temannya. Bahkan dia sering sakit dan akhirnya sering pulang juga. “kelas dua jarang pulang, paling kalau ada kegiatan keluarga di rumah saja. Apalagi kelas tiga bakal jarang pulang, soalnya mau ujian juga,” katanya.

Alaysa mengatakan, sekolah sambil mondok banyak pelajaran yang tidak dipelajari di bangku sekolah. “Aktivitas di pesantren lebih banyak dibanding di rumah,” tuturnya.

Dia mengaku akan melanjutkan pesantren sampai kelas tiga SMA, walaupun cita-citanya menjadi dokter. “Kehidupan di pesantren lebih baik, dan banyak kegiatan yang bermanfaat seperti ngaji dan menghafal kitab,” pungkasnya. (mra)

Related Articles

Back to top button