Mahasiswa Olah Pedada
JUARA DUA: Olahan buah pedada membuat Ato Cs menjadi perwakilan Fakultas Pertanian, untuk dipresentasikan dalam lokakarya penutupan KKN Unsika Rabu kemarin. Dinda yang bertugas mempresentasikan mewakili teman-temannya, dianugerahi sebagai juara dua presentasi terbaik.
AJari Ibu-ibu Pesisir Membuat Produk Ekonomis
KARAWANG, RAKA – Kuliah kerja nyata (KKN) menjadi ajang pengabdian mahasiswa kepada masyarakat. Momen ini dimanfaatkan betul oleh sejumlah mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) dengan program pengabdian pemanfaatan hutan mangrove, sebagai sumber pendapatan alternatif bagi masyarakat pesisir di Desa Sukakerta, Kecamatan Cilamaya Wetan.
Koodinatir tim, Ato Sugiharto menjelaskan, pemanfaatan hutan mangrove di desa tersebut, khususnya Dusun Tangkolak kurang maksimal. Sebab itulah dia bersama 19 mahasiswa lainnya melakukan penyuluhan dan pelatihan pemanfaatan buah pedada yang berasal dari tanaman mangrove. “Jadi buah pedada ini bisa diolah menjadi sejumlah produk sebenarnya, kita menemukan lima produk olahan untuk dilakukan pelatihan,” jelas mahasiswa Teknik Informatika ini.
Buah pedada ternyata dapat diolah menjadi sabun cuci piring ekstrak buah pedada, dan berbagai produk makanan seperti selai, permen, dodol, dan sirup. Pelatihan menyasar para ibu rumah tangga dan istri nelayan, yang diberikan secara langsung maupun melalui video. “Ini cukup potensial, selanjutnya tergantung bagaimana kita memasarkannya,” tambahnya.
Ato menuturkan, antusias para ibu yang mengikuti pelatihan ini sangat tinggi. Pelatihan tersebut dilaksanakan pada pertengahan November lalu. Ia berharap mereka bisa menyerap dan menerapkan dengan baik, meskipun perlahan sehingga pada akhirnya menjadi nilai tambah bagi masyarakat setempat.
Mahasiswa lainnya Dinda Sahara (22) mengatakan, masyarakat setempat memiliki potensi sebab itulah timnya ingin mengembangkan potensi tersebut. Pemanfaatan buah mangrove ini dapat menjadi pendapatan alternatif bagi masyarakat setempat, terutama saat cuaca tak mendukung mereka untuk melaut. “Terlebih para nelayan itu mereka produktivitasnya tinggi pun tidak bisa menentukan harga, apalagi kalau tangkapan ikan sedikit, nelayannya sendiri pendapatannya kecil apalagi yang cuma buruh nelayan,” bebernya.
Mahasiswa agribisnis ini menyampaikan timnya juga memfasilitasi masyarakat setempat agar terdaftar sebagai UKM binaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Karawang. Mereka juga memberi penyuluhan pengemasan produk dan bermitra dengan kelompok usaha bersama (KUB) Nalijaya yang diisi para ibu rumah tangga dan istri nelayan.
Hasil KKN mereka terpilih sebagai perwakilan Fakultas Pertanian untuk dipresentasikan dalam lokakarya penutupan KKN Unsika Rabu kemarin. Dinda yang bertugas mempresentasikan mewakili teman-temannya dianugerahi sebagai juara dua presentasi terbaik.
Sementara itu, Aprilia Nur Azizah (21), mengaku pemanfaatan hutan mangrove ini merupakan hal yang baru baginya. Pengalaman KKN kali ini meski lebih banyak dilakukan secara daring namun tetap memberi kesan mendalam, sebab bukan saja ia bisa mengaplikasikan dan membagi ilmunya, tapi juga mendapat banyak pengalaman berharga. “Semoga masyarakat di sana bisa mengaplikasikan pelatihan ini dan bermanfaat buat mereka,” singkatnya. (din)