Pesantren Paling Cocok untuk Mendidik Anak
BERMAIN : Pelajar saat bermain di luar rumah bersama teman-temannya di masa pandemi.
TEMPURAN, RAKA – Di tengah kemajuan zaman yang di dampingi dengan kecanggihan tekhnologinya, orangtua diharuskan selektif dalam memilih tempat untuk anaknya menimba ilmu. Meskipun zaman sekarang fasilitas serba mendukung, namun orangtua saat ini dihadapkan dengan bahayanya miskin mental.
Menurut salahsatu masyarakat di Kecamatan Tempuran Afan, pondok pesantren merupakan tempat yang cocok bagi anak menjalani proses pendidikan. Karena di pondok pesantren, bukan hanya belajar perihal materi pembelajaran atau ngaji saja, lebih jauhnya mendidik anak cara menghormati orang lain, khususnya guru. “Gak ada santri yang melawan kiayinya, karena yang diutamakan itu adab dulu,” ujarnya.
Menurutnya, ketika anak sudah memiliki adab terhadap guru, apalagi adabnya itu diterapkan terhadap sesama temannya, mereka akan lebih mudah bergaul dan lebih banyak belajar. Maka, ketika anak sudah memiliki adab, ia memastikan anak tersebut tidak akan mengalami miskin mental ke depannya. Karena mereka tahu caranya menghormati, entah menghormati sesama maupun menghormati keadaan. “Memilih tempat disini maksudnya, orangtua harus bisa menempatkan posisi anak sebagai orang yang terdidik,” terangnya.
Adapun mengenai kemajuan zaman dan tekhnologi, bukan berarti anak dijauhkan dengan berbagai macam hal berbau tekhnologi, namun dibimbing dan diarahkan agar mereka memiliki batasan. Karena dengan kemajuan zaman seperti ini, orangtua tidak bisa membatasi anaknya dengan tekhnologi. “Kita ikuti zamannya, tapi jangan terjerumus dan menjadi korban mode, atau korban kemajuan zaman,” tegasnya.
Ia menyimpulkan, saat ini tak sedikit masyarakat yang mengalami krisis mental, karena jelas terlihat, sekecil apapun masalahnya dipastikan menjadi keributan, ramai diperbincangkan bahkan menjadi viral.
Ia berharap, agar masyarakat bisa tetap berpandangan positif dalam memandang suatu masalah. Maka harus segera dipupuk generasi muda saat ini dengan memberikan mereka cara pandang yang baik.
Sebelumnya Kades Sukakerta Kecamatan Cilamaya Wetan H Bukhori menegaskan, ketika pembagian bantuan dari pemerintah, tak sedikit orang yang dinilai mampu meminta bantuan tersebut. Artinya, masyarakat saat ini bukan miskin secara harta, tapi mentalnya yang miskin. “Kalau melihat sisi harta, saya rasa semua orang sudah memiliki kendaraan pribadi masing-masing, meskipun itu hanya motor. Artinya mampu dong. Hanya saja mentalnya ini yang perlu dibenahi,” terangnya. (rok)