GERBANG SEKOLAH

Prakerin di Kantor Camat tak Bosan

PRAKERIN: Para siswi tampak santai saat prakerin di kantor camat Rengasdengklok.

RENGASDENGKLOK, RAKA – Ada yang tidak biasa di kantor Camat Rengasdengklok. Sejumlah siswi SMK terlihat wara-wiri. Kehadiran mereka bukan untuk keperluan pengjuan dokumen kependudukan, namun menjalani Praktik Kerja Industri (Prakerin) yang wajib dilakoni setiap anak SMK.

Cica Amelia, siswa kelas dua SMK Tirtajaya mengatakan, sejak tanggal 26 Agustus dirinya sudah mulai PKL di Kecamatan Rengasdengklok.
“Awalnya saya tidak tahu sama sekali soal administrasi yang ada di kecamatan, tapi praktik kerja di sini saya punya gambaran bagaimana membuat kartu kuning dan sebagainya,” jelasnya kepada Radar Karawang, Senin (16/9).

Ia melanjutkan, selain menambah penglaman baru, dia juga dapat mengenal siswa dari sekolah lain. Disamping itu bisa mengenal petugas-petugas yang ada di kecamatan, pihaknya mengaku selama bekerja tidak mendapatkan honor. “Paling ada tambahan buat uang bensin, itu pun tidak setiap hari,” ungkapnya.

Cica, yang bertempat tinggal di Citopeng, Kecamatan Tirtajaya, setiap hari dibekali jajan oleh orang tuanya sebesar Rp20 ribu, belum termasuk membeli bensin. Dia mengaku setiap hari dari rumah berangkat pukul 07.00 dan pulang pukul 15.30 WIB. “Buat beli bensin saja Rp10 ribu, tapi tetap kata guru juga niat PKL ini kan bukan buat nyari uang, tapi mencari pengalaman,” katanya.

Iyus, siswa kelas 2 SMKN 1 Jayakerta mengatakan, dia akan menjalankan prakerin di Kecamatan Rengasdengklok selama tiga bulan lamanya, dan dia sengaja memilih tempat prakerin di kecamatan daripada di perusahaan.
“Tempat Prakerin ini kita yang milih sendiri, makanya saya milih yang terdekat, walaupun tidak digaji, tapi yang penting pengalamannya,” katanya.

Jumlah siswa prakerin di Kantor Kecamatan Rengasdengklok sebanyak 7 siswi dari SMKN 1 Jayakerta dan 3 siswi dari SMKN 1 Rengasdengklok. Sri Redjeki, Camat Rengasdengklok mengatakan, bagi para siswa yang menggelar prakerin di Kecamatan Rengasdengklok tidak menerima honor, sebab tidak ada anggaran untuk memberi gaji kepada peserta prakerin. “Kita menerima mereka juga perlu pertimbangan, sebab kita harus membina dan membimbing mereka agar belajar bekerja dengan sebaik-baiknya,” pungkasnya (cr4)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
Verified by MonsterInsights