Puluhan Guru SMK Ikut Pendidikan Vokasi
PELATIHAN : Guru dari enam Sekolah Menengah Kejuruan Swasta di Purwakarta saat mengikuti re-design peningkatan daya saing SMK, center of excellence SMK swasta di Purwakarta, di SMK Mutiara Bangsa.
PURWAKARTA, RAKA – Puluhan guru di enam Sekolah Menengah Kejuaraan (SMK) swasta di Purwakarta ikuti re-design peningkatan daya saing SMK. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari dukungan terhadap Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang tengah menyiapkan program kawin massal antara dunia industri dan pendidikan vokasi.
Dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan, pencegahan Covid-19 sesuai aturan pemerintah, kegiatan yang diinisiasi SMK Muhammadiyah Campaka itu digelar di SMK Mutiara Bangsa, Kelurahan Ciseureuh, Kecamatan/Kabupaten Purwakarta.
Forum Komunikasi Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Swasta (FKKSMKS) Kabupaten Purwakarta, Uyat Sudaryat, mengungkapkan, pelaksanaan program re-design guru SMK sendiri didasarkan pada pemetaan empat bidang cluster center of excellence (CoE) SMK swasta di Purwakarta.
Yakni, meliputi bidang manufaktur dan konstruksi, ekonomi kreatif, hospitality, dan care service. Pemilihan CoE tersebut telah mempertimbangkan tren perkembangan industri dan kapasitas penyerapan tenaga kerja. “Kegiatan ini untuk meningkatkan, memperbaharui dan kualitas sekolah melalui guru-guru yang diberikan penguatan pembelajaran, bekal untuk meningkatkan kompetensi masing-masing sehingga bisa meningkatkan kualitas sekolah dalam berbagai hal,” ujar Uyat, saat ditemui di SMK Mutiara Bangsa, Selasa (8/9).
Dirinya menjelaskan, saat ini perkembangan teknologi di industri sudah sangat cepat. Diktahui pembelajaran SMK tetap 60 persen mengedepankan praktik, tetapi seluruh mata pelajaran baik praktik maupun teori harus dikontekstualisasi dengan kondisi real di industri. Oleh sebab itu, re-design peningkatan daya saing SMK, center of excellence SMK Purwakarta, menjadi sangat penting.
Karenanya, lanjut Uyat, SMK Swasta harus mampu beradaptasi dengan pembelajaran yang fleksibel dan kontekstual dengan industri. Salah satunya, dilakukan melalui skema pembelajaran project by learning atau bring industry to school. “Di Kabupaten Purwakarta ada sebanyak 41 SMK swasta, untuk yang mengikuti kegiatan ini baru 6 sekolah, yakni SMK Muhammadiyah Campaka, SMK Purnawarman, SMK Bhakti Asih, SMK Bina Budi, SMK Mutiara Bangsa dan SMK NSU. Pasalnya kegiatan ini merupakan swadaya mandiri setiap sekolah dengan menggandeng lembaga diklat profesional,” ujarnya.
Ke depan, sambung Uyat, tak menutup SMK Swasta maupun SMK Negeri di Purwakarta bakal mengikuti kegiatan seperti ini. “Karena hari ini guru SMK tidak hanya mengajar, tetapi juga sebagai mentor, fasilitator, motivator, dan coach yang dapat mengubah nobody menjadi seorang superstar,” tuturnya.
Bukan hanya ketika masih belajar di sekolah, tambah dia, tapi juga mampu membangkitkan anak menjadi kompeten setelah lulus SMK. Baik secara prestasi, leadership, ability, dan kemampuan komunikasi. “Saya berharap, program SMK swasta di Purwakarta dipastikan mindset SDM-nya sudah berubah menjadi terbuka, bukan lagi SMK yang kaku. Dengan begitu, pernikahan massal ini akan berlangsung dengan baik, begitu juga SMK Swasta di Purwakarta yang sudah punya kemitraan dengan industri juga semakin kuat,” tandasnya. (gan)