SDN Mulyasejati 4 Kelas Jauh Sulit Diakses
MASIH BERTAHAN: SDN Mulyasejati 4 kelas jauh merupakan satu-satunya sekolah di Dusun Kutajati yang dekat dengan lingkungan warga. Dengan segala keterbatan, sekolah ini tetap masih bertahan.
Tidak Ada Listrik, Jika Hujan Jalan Sulit Dilewati
CIAMPEL, RAKA- Karawang sebagai Kabupaten dengan kawasan industri serta upah minimum kabupaten (UMK) tertinggi di Indonesia masih memiliki banyak sekolah yang tidak layak, salah satunya SDN Mulyasejati kelas jauh. Sekolah yang berada di Desa Mulyasejati, Kecamatan Ciampel sebetulnya berada di lingkungan kawasan industri, namun aksesnya masih sulit dijangkau baik oleh siswa maupun tenaga pengajar. “Perjalanan menggunakan motor ke sekolah ditempuh dengan waktu 1 jam,” kata Tati, tenaga sukarelawan pengajar di SD Mulyasejati 4 kelas jauh, Senin (4/9).
Sekolah ini, lanjutnya, berawal dari warga dusun yang menjadikan pendopo sebagai sarana belajar mengajar sampai akhirnya dibangun sekolah jarak jauh yang menginduk ke SDN Mulyasejati 4. “Akses listrik ke tempat tersebut belum ada, jika tidak menggunakan batre dan panel surya, maka tak akan ada listrik mencapai tempat ini,” tambah perempuan paruh baya ini.
Namun disamping semua keterbatasan itu, semangat belajar siswa sangat besar karena sekolah jarak jauh ini menjadi pilihan satu-satunya bagi warga Dusun Kutajati untuk mengakses pendidikan. “Ada sekitar 12 orang siswa terdiri dari 5 orang kelas 1, kelas 2 terdapat 1 orang , kelas 3 ada 3 orang, kelas 4 tidak ada siswanya, kelas 5 ada 1 orang serta kelas 6 ada 2 orang anak,” jelasnya.
Sementara itu orang tua siswa Selvi mengatakan, adanya kelas jauh ini merasa sangat terbantu sehingga anaknya bisa sekolah. “Dengan bisa membaca dan menghitung saja, kami orang tua sangat bersyukur apalagi sampai bisa mengakses jenjang pendidikan sampai ke tingkat yang lebih tinggi tentu dengan dorongan pemerintah,” ungkapnya.
Ia berharap pemerintah Kabupaten Karawang bisa mendorong akses jalan dan penerangan yang memadai untuk akses ke tempat tersebut. “Jika musim hujan jalan tersebut licin dan tak jarang bisa tergelincir dan jatuh,” paparnya.
Terpisah, Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Karawang Jamil Reza, menyayangkan Karawang yang diklaim sebagai kabupaten industri terbesar se-Asia dengan jargon politik pemerataan pembangunan masih terdapat potret kehidupan seperti sekolah jarak jauh SDN 4 Mulyasejati. “Semoga kedepan ada gebrakan dari pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Karawang secara merata,” tutupnya. (cr8)