Gerombolan Pembacok Berkeliaran
KOTABARU, RAKA – Bagi Anda yang sering pulang larut malam harus ekstra hati-hati. Terutama yang kerap melintasi Jalan Raya Cikampek-Parakan dan Pawarengan, Desa Dawuan Tengah. Di dua lokasi itu kerap muncul gerombolan pembacok.
Di Kotabaru, Munindar (17) warga Kampung Kali Oyod RT02 RW03, Desa Wancimekar, menjadi salah satu korban pembacokan. Sampai saat ini dia masih terbaring lemas di Rumah Sakit Izza. Banyak luka bacok di sekujur tubuhnya, mulai dari kepala, tangan, punggung dan bagian tubuh lainnya. “Parah kondisinya. Banyak banget luka bacoknya, jarinya ada yang hampir putus. Kejadiannya malam minggu jam 2 pagi di dekat tempat futsal APT,” kata Aef, anggota Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Kotabaru yang mengurusi proses pengobatan korban.
Ia melanjutkan, korban harus segera dibawa ke RSCM, karena pada bagian punggung banyak terdapat luka bacok. Namun, karena ketiadaan biaya, pihak keluarga kebingungan untuk membawanya. “Harus dibawa ke RSCM. Karena paru-paru pendarahan dan saluran pernapasan itu keluar dari punggung,” katanya.
Sementara, saat ditemui di ruang UGD RS Izza, Munindar yang sedang terbaring lemas menceritakan kronologis kejadian. Peristiwa berawal saat dia mengantarkan temannya. Sepulang dari rumah temannya, tiba-tiba dia dihadang oleh tiga motor dengan membawa senjata tajam berupa samurai dan cerulit. “Pas pulangnya, saya kan lagi sendiri. Kalau motor (pelaku) tiga, tapi gak tau berapa orang pada bawa senjata semua,” ceritanya.
Di tempat yang sama, Amad (37), kakak korban mengatakan, para pelaku yang menyerang adiknya itu diduga kelompok suporter. Dia juga berharap para pelaku bisa segera tertangkap untuk dimintai pertanggungjawaban. “Kalau bisa diusut tuntas untuk bertanggung jawab pengobatan. Sekarang harus dibawa ke RSCM tapi gimana biaya nya. Ini aja kami kebingungan karena orang tua korban sudah meninggal semua,” paparnya.
Sementara di Cikampek, pada malam minggu terjadi juga kasus pembacokan terhadap orang yang tengah nongkrong di warung nasi, yang berada di Kampung Pawarengan, Desa Dawuan Timur. Asep, seorang pedagang es kelapa yang dekat dengan tempat kejadian membenarkan adanya peristiwa tersebut. “Iya waktu malam minggu ada yang diserang. Kejadiannya di sini di tukang nasi uduk. Lagi pada nongkrong abis makan, tiba-tiba ada sekolompok pemuda yang nyerang,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan, kejadian serupa juga terjadi pada minggu sebelumnya. Dia merasa khawatir dan takut jika sedang berjualan di malam hari. Terlebih jarangnya pihak kepolisian yang patroli di wilayahnya. “Sudah dua kali malam minggu ada kejadian. Makanya saya juga jadi khawatir. Patroli jarang sih,” ujarnya.
Warga lain, Trian Febrian (22) mengatakan, setelah adanya kejadian tersebut, dirinya menjadi sangat khawatir saat melakukan aktivitas di malam hari. “Resah banget, jadi bila mana kita melakukan aktivitas di malam hari jadi merasa ragu dan tidak merasa aman,” ungkapnya. (cr2)