HEADLINE

Gintungkerta Ubah Sampah Jadi Rupiah

KLARI, RAKA – Pemerintah desa di Kabupaten Karawang yang sedang ruwet mengatasi persoalan sampah yang tidak kunjung selesai, bisa meniru Desa Gintungkerta, Kecamatan Klari. Pasalnya, mereka sudah berhasil mengatasi persoalan dan penguraian sampah secara reuse, reduce, recycle (3R).
Kepala Desa Gintungkerta M Tabrani mengatakan, sampah menjadi salah satu persoalan dilematis di Kabupaten Karawang. Bahkan beberapa waktu lalu, di Gintungkerta ada beberapa titik pembuangan sampah liar yang lokasinya tidak jauh dari aliran Sungai Citarum. “Tentunya ini akan mengganggu kenyamanan serta kelestarian sungai,” ucapnya saat berbincang dengan Radar Karawang, belum lama ini.
Ia menambahkan, menanggapi masalah tersebut, pada tahun lalu Pemerintah Desa Gintungkerta mengajukan pengadaan tempat pengelolaan sampah secara 3R melalui Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karawang. Padah akhirnya program tersebut dapat terelisasi tahun 2021 secara bertahap. “Alhamdulillah awal tahun 2022 ini kita bisa resmikan,” tambahnya.
Ia mengaku, bantuan yang didapat dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat itu sebesar Rp600juta, Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang mengelola program tersebut mengalokasikannya untuk bangunan sebesar 10×20 meter persegi yang dibuat di lahan milik desa. Kemudian melakukan pengadaan fasilitas untuk pengelolaan sampah seperti alat pres, alat pencacah, sampai dua unit cator untuk mengangkut sampah yang diproduksi dari masyarakat. “Karena sampahnya nanti kita ambil ke setiap rumah warga, kemudian gedung itu kita gunakan untuk mengelola sampah,” akunya.
Pihaknya berharap, pengelolaan sampah 3R yang baru diresmikan oleh Wakil Bupati Karawang Aep Syaepuloh itu bisa membantu mengurangi produksi sampah di Kabupaten Karawang. Sejauh ini, pengelola sampah 3R juga akan fokus pada teknis. “Kita tidak memikirkan omset dulu. Bisa menyelesaikan persoalan sampah di wilayah kita saja kita sudah bersyukur,” katanya.
Sementara itu, anggota Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP) Iwan Irawan mengungkapkan, kedepannya tidak akan ditemukan lagi titik sampah liar di wilayah Gintungkerta, karena sampah akan diangkut dan dikelola untuk menjadi kompos serta nilai ekonomis. Menurutnya, untuk sampah organik akan dikelola dengan mencacah dan mengeringkanya sampai siap pakai untuk kompos. Ia juga menilai, dengan adanya tempat pengeloaan sampah 3R tidak hanya mengatasi persoalan sampah. Namum dapat memberikan kesempatan warga untuk me dapatkan lapangan pekerjaan. Menurutnya, pengelolaan sampah juga tidak akan menimbulkan bau, karena sampah akan dikelola secara langsung. “Perlu digaris bawahi, jika pengelolaan sampah ini baik dan benar, maka tidak akan memunculkan bau. Bau pada sampah itu muncul karena didiamkan sehingga membusuk. Kalau kondisinya segar maka tidak akan bau,” ungkapnya.
Masih dikatakannya, untuk tahap awal sampah yang diambil hanya dari 200 kepala keluarga, jika prospek tersebut berhasil dan efektif, maka jumlah pengambilan sampah akan ditambah seperti di Desa Sukaluyu yang mencapai dua ribu KK. “Kalau kita serius, kenapa kita tidak bisa seperti yang lain,” pungkasnya. (mal)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button