Uncategorized

Gizi Buruk di Payungsari

BERBINCANG: Orang tua Syahrul, Anang sedang berbincang dengan anggota linmas.

PEDES, RAKA – Foto miris seorang bayi tinggal tulang dan kulit yang beredar luas di media sosial, membuat orang tua bayi bernama Syahrul itu kaget.

Didatangi ke rumahnya, Anang (36) ayah Syahrul, warga Dusun Jatimuka, Desa Payungsari, Kecamatan Pedes, mengatakan tidak tahu jika foto anaknya tersebar di media sosial. Menurutnya kondisi anaknya tersebut berangsur baik setelah ditangani pihak puskesmas dan RSUD Karawang. “Setiap tiga hari sekali ada petugas puskesmas yang mengontrol kondisi Syahrul,” ungkap Anang kepada Radar Karawang, Jumat (13/9).

Ia melanjutkan, sedangkan sepuluh hari sekali, Syahrul dibawa ke RSUD Karawang menggunakan ambulance Puskesmas Pedes. “Syahrul lahir normal, namun sejak usia dua bulan berat badannya turun sampai 3,1 kilogram,” tuturnya.

Melihat berat badan anaknya yang terus berkurang, Anang membawa Syahrul ke salah satu rumah sakit ternama di Karawang, dan sempat dirawat di RSUD Karawang selama 16 hari. Sedangkan biaya rumah sakit dan kebutuhan sehari-hari di rumah sakit dibantu oleh pemerintah. “Kalau ada kabar bahwa anak saya tidak dibantu oleh pemerintah atau puskesmas dan sebagainya, itu tidak benar,” katanya.

Nacep, Linmas Desa Payungsari yang juga salah satu keluarga Anang mengatakan, aparat desa setempat sudah mmemberikan perhatian terhadap keluarga Anang secara maksimal. Begitu pun puskesmas sampai Dinas Kesehatan turut membantu kesembuhan Syahrul.

Diah Mustika Kurnia, petugas gizi Puskesmas Pedes mengatakan, Syarul mengalami penyakit gizi buruk dan paru, kini masih dalam pengawasan puskesmas. Saat terakhir dikontrol kondisi Syahrul mulai membaik yang sebelumnya berat badan 3,1 kg kini sudah 3,25 kg, dengan tinggi normal 51 cm. “Nanti tanggal 24 September akan kontrol lagi ke RSUD Karawang,” katanya.

Menurutnya, penyebab utama penyakit yang dialami Syahrul adalah kurangnya masukan gizi dan lingkungan yang kurang baik, sehingga Syahrul mengalami penyakit Gizi buruk dan paru. “Waktu itu Syahrul diasuh sama keluarganya di rumah, karena ibu Syahrul masih dalam perawatan di rumah sakit,” katanya.

Warno Sumarno, kepala UPTD Puskesmas Pedes mengatakan, saat ini karyawan Puskesmas Pedes turut membantu kesembuhan Syahrul melalui patungan untuk membeli susu F 100. Dia mengaku untuk membeli susu tersebut harus ke puslitbangkes daerah Bogor, sebab untuk di daerah Karawang tidak ada. “Syahrul harus mengkonsumsi sebanyak 8 bungkus per hari, dan pihak puskesmas sudah menyediakan untuk 10 hari,” ujarnya.

Warno berharap jika ada yang ingin turut membantu keluarga Anang, dapat konsultasi dulu dengan pihak puskesmas supaya tepat sasaran apa yang dibutubkan Syahrul saat ini. “Sekarang yang dibutuhkan Syahrul itu salah satunya susu F 100, agar dapat membantu pertumbuhannya,” pungkasnya. (mra)

Related Articles

Back to top button