PURWAKARTA

Godok Perdes Literasi, Semua Warung Makan Bakal Diminta Sediakan Pojok Baca

PURWAKARTA,RAKA – Pemerintah Desa (Pemdes) Wanayasa, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta, mencanangkan wilayahnya menjadi Desa Literasi. Kepala Desa Wanayasa Makmur Hidayat, mengatakan untuk mewujudkan Desa Wanayasa sebagai Desa Literasi, pihaknya sudah melakukan berbagai kegiatan. Dengan menjadikan Desa Wanayasa sebagai Desa Literasi, Makmur ingin tanah kelahirannya maju dan masyarakatnya sejahtera. “Untuk mewujudkan Desa Literasi, beberapa waktu lalu, Pemdes Wanayasa melaksanakan kegiatan kunjungan studi literasi ke Museum Gol A Gong Rumah Dunia (RD) di Serang Banten, Mas Gola Gong sendiri kita tahu beliau adalah Duta Baca Indonesia 2021-2026, yang menggantikan Najwa Shihab Duta Baca Indonesia sebelumnya,” ujar Bah Makmur, sapaan akrab Kades Wanayasa, Minggu, (16/1).

Untuk peserta studi literasi itu, lanjut dia, mewakili beberapa unsur kelembagaan yakni staf desa, Bamusdes, LPM, Bumdes, Karang Taruna, remaja masjid, tokoh pemuda, dan tokoh masyarakat. Kedepan, kata Makmur, pihaknya bersama dengan Bamusdes Wanayasa bakal membuat Peraturan Desa (Perdes) yang mengatur tentang Desa Literasi. “Jadi kita bakal buat Perdes yang mengatur semua cafe, warung dan tempat makan di wilayah desa Wanayasa harus menyediakan pojok baca,” ungakap Bah Makmur.

Tak hanya itu, sambung dia, pihaknya juga akan mengembangkan perpustakaan keliling agar lebih mendekatkan semangat literasi di tengah warga. Menurut Bah Makmur, Desa Literasi ini penting perlu dilakukan sesegera mungkin agar masyarakat desa semakin menyadari pentingnya peningkatan kemampuan literasi sebagai upaya membangun masyarakat tangguh dalam menghadapi berbagai persoalan dalam kehidupan, baik berkaitan dengan dampak pandemi ke semua segi kehidupan maupun sebagai modal untuk menghadapi persoalan kehidupan di era digital. “Desa Literasi ini, diharapkan dapat mewujudkan masyarakat dengan enam komponen literasi. Yaitu literasi baca tulis, literasi berhitung, literasi sains, literasi digital/teknologi informasi dan komunikasi (TIK), literasi keuangan/ finansial, dan literasi budaya dan kewargaan. Serta membentuk masyarakat yang gemar belajar sepanjang hayat,” harap Makmur.

Sementara, Penggerak Literasi Desa Wanayasa, Rina Sri Nurbaeti mengatakan, selain dukungan dari kepala desa, untuk mewujudkan Desa Literasi ini juga didukung pemilik Yayasan Al Akhyar, Dr. Suherman Saleh, kepala sekolah Al Akhyar, Cucu Susilawati dan juga penggiat literasi nasional Kang Ferry Curtis yang merupakan musisi balada Indonesia kelahiran Wanayasa, penulis lagu-lagu literasi nasional yang bekerjasama dengan Perpustakaan Nasional RI. Kini lagu-lagu Ferry Curtis dipakai kampanye literasi di Seluruh Indonesia. “Selain itu, penumbuhan perkembangan literasi di Wanayasa dibantu juga oleh Mang Idon dan Bi Uki dari Yayasan Hayu Maca di Cimahi. Gerakan literasi di Desa Wanayasa juga mendapat dukungan dari penggiat literasi dari penggiat literasi dari luar Wanyasa,” ungkap.

Nantinya, lanjut dia, Desa Literasi ini menyelenggarakan berbagai macam kegiatan untuk meningkatkan minat baca dan pengetahuan masyarakat. “Harapannya, Desa Literasi ini memberikan layanan pengetahuan, informasi dan keterampilan kepada masyarakat sehingga memiliki kecakapan dan wawasan yang luas serta keterampilan yang memadai,” ungkapnya.

Rina menilai, literasi dapat menjadi kekuatan besar menciptakan sumber daya manusia unggul ketika seluruh stakeholder terlibat. Mulai dari pemerintah, swasta, satuan keluarga, dunia pendidikan, sampai akademis. “Di zaman yang seba digital ini, kita perlu generasi muda yang sudah terliterasi geospasial. Diharapkan nanti kedepan anak-anak kita dapat memahami manfaat berliterasi, sehingga mereka dapat mengenali potensi diri dan juga desanya. Tahu tentang apa-apa subjek serta objek dan segala hal yang menyangkut kebumian di sekitar mereka, sehingga benar-benar menjadi suatu arah yang bisa menavigasi kehidupan ke depan,” ucap Rina. (gan)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button