
Kepala Bidang Angkutan Dishub Karawang, Dhiky Prayoga
KARAWANG, RAKA – Sejak beberapa bulan terakhir ini, ada banyak warga Karawang yang mendadak senang bersepeda. Terlebih di Minggu pagi, ada banyak penggowes yang memenuhi jalan protokol hingga pelosok desa.
Delpi (25) warga Pucung, Kecamatan Kotabaru, mengatakan mulai bersepeda sejak banyak goweser yang melintasi desanya. Karena tertarik, dia pun akhirnya membeli sepeda gunung seharga Rp3 juta. “Selain sehat juga menyenangkan,” ungkapnya kepada Radar Karawang.
Ia melanjutkan, bersepeda saat ini tidak hanya untuk olahraga tapi juga gaya hidup. Banyak para goweser yang rela menghabiskan uang belasan juta agar bisa tampil keren. “Kalau sudah ngumpul sama para pecinta sepeda, suka bikin iri. Harga sepedanya bisa belasan juta,” katanya.
Dia tidak memungkiri jika menunggangi sepeda dengan harga tinggi bisa membuatnya lebih percaya diri. Namun, menurutnya hal itu dikembalikan kepada pribadi masing-masing. “Kalau saya sih yang sedeng saja harganya. Terpenting bisa olahraga,” katanya.
Reni Febriyani (25) anggota Border Bike mengatakan, bersepeda telah menjadi hobinya sejak kecil. Selama ini ia kerap bersepeda sendirian, ternyata bersepeda bersama dengan teman-temannya di Border Bike menurutnya lebih asyik. “Asyik banget, lagi banyak teman, ngilangin stres,” ucapnya.
Reni manambahkan, sebagai bentuk olahraga bersepeda punya manfaat untuk kesehatan tubuh. Namun sayangnya ia merasa fasilitas untuk pesepeda di Karawang tidak memadai. Belum ada jalur khusus pesepeda, ia sendiri kerap merasa tidak nyaman atau bahkan mengganggu pengendara lain.
Sementara itu, Yohanes Andi Bintang Abimanyu Wibowo (31) menuturkan, sepeda sudah menjadi alat transportasi sehari-hari baginya, terlebih saat ia tinggal di Australia. Saat kembali ke Karawang, ia sempat bingung mencari komunitas sepeda sampai akhirnya mendapati Border Bike.
Ia sendiri menilai kebanyakan komunitas sepeda cenderung adu gengsi, apalagi di kota besar. “Buat gengsi gitu gua lihat ya, soalnya kebanyakan buat mejengin sepede keren, aneh lah kayak bukan buat keseharian, kayak pamer,” ungkapnya.
Pengamat sepeda yang juga bekerja di salah satu toko retail sepeda modern, Dewo Prasetyo, mengatakan hingga saat ini tren sepeda mahal masih dipegang oleh merek Brompton. Harga sepeda Brompton dan Specialized bisa mencapai harga di atas 50 juta rupiah, tergantung dari jenisnya. “Sepeda mahal masih Brompton sih yang megang. Brompton sama Specialized. Specialized itu Eropa punya sih, kita nggak megang. Sepedanya berjenis sepeda balap,” kata Dewo.
Faktor gaya hidup menjadi pertimbangan dalam mengikuti tren sepeda mahal ini. Meski sepeda buatan lokal pun tak kalah dalam segi harga maupun kualitas dari merek luar negeri. “Karena brand lokal kan dengan spesifikasi sama, tapi merek lokal. Mungkin orang beli merek luar karena balik lagi ke gaya hidup,” jelasnya.
Programer Kesehatan Lingkungan UPTD Puskesmas Cikampek Sintia Ampera Dewi mengatakan, olahraga menjadi salah satu kebutuhan bagi setiap orang, karena berolahraga mampu merawat dan menjaga kualitas tubuh. “Bisa dikatakan olahraga menjadi aset kita di hari tua nanti,” ucapnya.
Menurutnya bersepeda menjadi salah satu jenis olahraga yang saat ini digandrungi warga, khususnya di wilayah Kabupaten karawang, hal itu dilakukan untuk mencegah tubuh dari serangan wabah virus corona. “Karena bersepeda mampu meningkatkan daya tahan tubuh kita pastinya,” tambahnya.
Ia melanjutkan, meskipun bersepeda memiliki beberapa manfaat, akan tetapi bersepeda bukanlah menjadi gaya hidup, sehingga warga tidak harus memilih dan membeli sepeda yang memiliki harga fantastis dan menguras dompet. “Kita kembalikan lagi, kalau tidak ada sepeda kita bisa lakukan olahraga tanpa sepeda seperti joging dan gerakan-gerakan yang mampu meningkatkan kulitas tubuh kita menjadi lebih baik lagi,” pungkasnya.
Sementara itu, Dinas Perhubungan Karawang berencana untuk membuat jalur khusus sepeda tahun depan.
Kepala Bidang Angkutan Dishub Karawang Dhiky Prayoga mengatakan, rencana pembuatan jalur khusus untuk sepeda tersebut karena melihat banyaknya komunitas sepeda yang muncul di Karawang. Sehingga untuk menjaga keselamatan para pengemudi sepeda, pihaknya berencana untuk membuatkan jalur khusus.
“Rencana Kementerian Perhubungan akan membuat regulasi terkait keselamatan bersepeda. Tapi di kami belum ada pembahasan kesana,” katanya.
Dikatakan Dhiky, Dinas Perhubungan juga belum membahas dan merencanakan anggaran untuk pembuatan jalur khusus sepeda. Selain itu, pihaknya juga belum melakukan pendataan berapa jumlah goweser yang ada di Karawang.
“Belum punya datanya. Karena sekarang itu yang bersepeda hanya sebatas olaharaga dan hiburan saja. Mungkin kalau nanti sudah ada jalurnya, kerja atau sekolah juga bisa menggunakan sepeda. Termasuk berapa jumlah motor, dan pengendara mobil juga tidak ada. Karena yang melintas tidak hanya warga Karawang,” ucapnya.
Dhiky juga mengatakan, jika sudah dianggarkan pada tahun 2021, rute yang akan dijadikan jalur khusus sepeda hanya di wilayah perkotaan saja. Karena di wilayah perkotaan merupakan jalan kabupaten, dan juga sudah banyak pecinta sepedanya.
“Rutenya untuk awal kita rencanakan hanya ruas jalan Ahmad Yani, Tuparev, Galuh mas dan jalan Tarumanegara. Karena itu kan jalan kabupaten. Kalau ke daerah harus pemetaan dulu, mana jalan kabupaten dan provinsi,” ujarnya. (nce)