Guru Honorer Dipungut Rp5 Ribu
LEMAHABANG WADAS, RAKA – Sejak gaji guru PNS langsung dikirim ke rekening masing-masing tanpa transit di kantor perbendaharaan Koordinator Wilayah Kecamatan Pendidikan (Koorwilcambidik), pengurus PGRI mengaku kesulitan memungut iuran wajib dari para anggotanya, walaupun hanya Rp10 ribu per bulan. Sedangkan untuk guru honorer Rp5 ribu.
Ketua PGRI Cabang Lemahabang Uus Usmara mengatakna, hari guru akan kembali diperingati 25 November, bahkan di Lemahabang akan mulai start kegiatannya pada 10 November. Namun, selama setahun terakhir, iuran anggota yang biasa dipotong Rp10 ribu setiap kali gajian yang transit di koorwilcambidik, saat ini sudah beda cerita. Sebab, semua guru PNS gajinya sudah tidak transit lagi di kantor, tetapi langsung ke rekening masing-masing. Artinya ini jadi menyulitkannya menagih. Mau tidak mau, PGRI harus memburu para guru untuk membayar kewajiban pokoknya secara manual, dengan tim yang sudah dibentuk dan akan keliling ke sekolah-sekolah. “Acara Hari Guru nanti membutuhkan biaya sekitar Rp50 jutaan untuk kegiatan di kecamatan,” ungkapnya kepada Radar Karawang, kemarin.
Menurut Uus, kadang-kadang anggota PGRI memilih langsung memberikan iurannya ke PD PGRI Karawang, itu biasanya dilakukan anggota guru di tingkat SMP dan SMA yang jarang tersentuh oleh cabang. Padahal di Lemahabang kegiatan Hari Guru akan diisi dengan turnamen olahraga, seni modern dan tradisional serta puncaknya jalan sehat bersama pada tanggal 25 November. “Kita start kegiatan Hari Guru itu pada 10 November. Semoga saja banyak pemasukan dana untuk suksesi Hari Guru,” katanya.
Lebih jauh, Uus menambahkan, anggota guru dari SD sekitar 300 orang yang bisa diandalkan untuk sama-sama menyukseskan acara ini. Jika PNS biasa iuran ke PGRI Rp10 ribu, honorer guru hanya setengahnya yaitu Rp5 ribu per bulan. “Karena SMA dan SMP seringnya setor ke PGRI kabupaten, ya yang paling kita andalkan adalah kontribusi iuran dari para guru SD saja,” pungkasnya. (rud)