
RadarKarawang.id – Nasib pilu menimpa guru madrasah di Karanganyar, Demak. Madin namanya, dia terpaksa menjual motor karena dituntut bayar ganti rugi Rp25 juta oleh wali muridnya.
Ceritanya begini, madin diduga menampar muridnya, hingga memicu ketidakpuasan pihak wali murid yang akhirnya meminta ganti rugi dengan nominal cukup besar
Video tersebut diunggah oleh akun instagram pribadi milik Gus Miftah. Dalam unggahan itu Gus Miftah memberikan perhatian dengan di iringi dengan caption yang menohok.
“Guru madrasah diniyah atau guru ngaji adalah sosok yang sangat ikhlas mendidik santri dan muridnya, mereka biasanya mengajar di mushola/langgar atau masjid yang ada desa dan perkampungan.
Bahkan banyak diantara mereka tidak menerima fee/syahriah sama sekali.
Zaman benar2 sudah berubah, zaman dahulu banyak santri dan anak didik ketika dapat pembinaann atau hukuman fisik.
Ketika mengadu kepada kedua orang tuanya, orang tua selalu menyalahkan anaknya sendiri bahkan ikut memberikan tambahan hukuman bagi anaknya.
Sekarang ? Kenapa justru banyak orang tua melaporkan gurunya ke kantor polisi, dan membawa persoalan seperti ini ke meja hukum” tulisnya dalam video unggahan tersebut.
Tak hanya itu saja, beredar kabar jika madin ini telah lama mengabdikan diri untuk mendidik anak-anak di lokasi tersebut.
Kejadian bermula ketika saat proses belajar mengajar di madrasah, ketika seorang murid bercanda hingga terjadi lempar-lemparan sandal yang mengenai peci sang guru.
Baca juga: Penyelundup Amunisi ke Pemberontak di Papua Diringkus
Nahas sandal tersebut mengenai guru itu dan Madin kabarnya memberikan hukuman. Akibatnya wali murid yang diberi hukuman tersebut tidak terima dan membuat surat pernyataan.
Surat pernyataan sendiri telah di tanda tangani oleh kedua belah pihak dan menyebutkan nominal sebesar Rp 25 juta.
namun informasi beredar, jikalau madin itu masih menyanggupi sebesar Rp 15 juta dengan menjual sepeda motor miliknya. Sementara kekurangan dari Rp 10 juta, masih menunggu.
Banyak warganet menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi guru madin tersebut, bahkan beberapa di antaranya mengusulkan untuk melakukan penggalangan donasi.
Sebagian netizen juga mengungkapkan bahwa mereka dahulu sering mendapat hukuman fisik dari guru, tetapi hal tersebut tidak menjadi masalah selama kesalahan memang dilakukan oleh murid.
Tonton Juga : BINZEIN, BUPATI YANG GADAIKAN SK
“Bapaknya apa dulu anak mami nggak pernah kena gampar guru..? Generasi 80 mah sudah biasa kalau digampar karena memang salah, mau ngadu ortu bukannya dibelain malah ditambahin gampar. Tapi kami tidak cengeng dan dendam sama guru, karena guru itu ortu kami di sekolah tetap kami hormati,” tulis akun @rafifhasna123. (psn/jp)