Gusdurian: Budaya Toleransi Mulai Hilang
KARAWANG, RAKA- Tingginya tensi politik akhir-akhir ini, perlahan-alahan menggerus budaya toleransi yang sudah melekat di masyarakat. Pilihan politik yang berbeda, bisa menjadi benturan di tengah masyarakat. Demikian kata Ahmad Rohiman, Koordinator Gusdurian Karawang.
Komunitas pencinta KH Abdurahman Wahid atau Gus Dur ini menuturkan, politik identitas yang digunakan elit politik, menjadi salah perusah nilai-nilai toleransi, karena masyarakat jadi terkotak-kotak dan saling bersinggungan. “Dalam situasi menjelang pilpres ini, budaya toleransi di masyarakat mulai hilang. Apalagi, belakangan ini politik identitas sering digunakan oleh para elit. Untuk itu, Gusdurian Karawang terus berupaya mengkampanyekan toleransi di masyarakat Karawang,” ucapnya, Selasa (9/4), sambil menegaskan bahwa Gusdurian tidak berpihak atau mendukung pada peserta pemilu manapun.
Salah satu tindakan yang dilakukan Gusdurian menjaga nilai toleransi, lanjutnya, Gusdurian intens memupuk generasi muda dengan nilai-nilai yang diajarkan Gusdur dengan cara membeda pemikiran Gusdur. “Akhir pekan kemarin, kami mengadakan kelas pemikiran Gus Dur di BLK Disnakertrans Karawang yang diikuti 20 orang peserta hasil seleksi. Perserta dari mahasiswa, umum dan lintas iman,” paparnya.
Kegiatan ini dilakukan, lanjut Rohiman, mengenalkan pemikiran Gus Dur dari sisi keagamaan maupun kebangsaan. Selain itu menanamkan nilai, pemikiran, dan keteladanan (NPK) Gus Dur serta membentuk kader Gusdurian yang berperspektif Gus Dur. “Adapun materi pelatihan meliputi biografi intelektual Gus Dur. Gus Dur dan gagasan keislaman. Gus Dur dan gagasan demokrasi serta materi lainnya tentang Gus Dur,” ucapnya.
Dia berharap, kader-kader Gusdurian mampu menerapkan gagasan-gagasan Gus Dur di masyarakat. “Semoga menghasilkan tunas-tunas yang memiliki cara berpikir yang telah diwariskan oleh Gus Dur. Serta memberikan kemaslahatan untuk bangsa dan kemanusiaan,” pungkasnya. (asy)