HEADLINE
Trending

Harga Buku LKS Rp536 Ribu

Siswa SMPN 2 Telukjambe Timur Mengaku Diarahkan Beli ke Toko Tertentu

KARAWANG, RAKA- Persoalan buku lembar kerja siswa (LKS) selalu muncul setiap tahun ajaran baru. Harga buku LKS Rp536 ribu untuk sejumlah mata pelajaran. Tidak hanya itu, siswa SMPN 2 Telukjambe Timur mengaku diarahkan oleh sekolah membeli buku di toko tertentu yang jaraknya tidak jauh dari sekolah.

Salah satu siswa SMPN 2 Telukjambe Timur yang tidak menyebutkan nama mengatakan, SMPN 2 Telukjambe Timur diduga mengarahkan siswa untuk membeli buku LKS ke salah satu toko yang jaraknya tidak jauh dari sekolah. Menurutnya, harga buku LKS yang dijual cukup tinggi sehingga sangat memberatkan orang tua, apalagi bagi orang tua yang ekonominya tidak mampu.

Baca Juga : Tampil Ciamik di Pemilihan Mojang Jajaka Jabar

“Masa LKS harganya Rp536 ribu itu per semester. Kalau satu tahun sudah Rp1 juta lebih untuk membeli LKS. Bagi yang tidak punya uang ingin ke sekolah negeri, tapi malah mencekik,” katanya, Selasa (22/7).

Disampaikannya juga, sekolah pun diduga mengarahkan siswa untuk membeli seragam ke toko yang sama. Harganya seragam di toko tersebut pun sangatlah mahal.

“Kemarin cuma dapat 3 biji seragam dan atribut, nama, dan logo SMP harganya sampai Rp950 ribu. Itu semua diarahkan ke toko Ampera yang ada di belakang masjid yang sejajar SMP 2 Telukjambe Timur,” paparnya.

Sementara itu, saat dikonfirmasi kepada Wakasek Kesiswaan SMPN 2 Telukjambe Timur Mugih mengatakan, pihak sekolah tidak mewajibkan siswa menggunakan LKS dan sekolah juga tidak mengarahkan siswa untuk membeli buku ke salah satu toko.

“Jadi untuk LKS dibebaskan, mungkin bagi siswa yang membutuhkan buku pendamping maka mereka membeli bukunya, tapi kami tindak mengarahkan siswa untuk beli juga,” paparnya.

Tonton Juga : PESAWAT SINGAPURA KENA LETUSAN GUNUNG DI JAWA BARAT

Dijelaskannya juga, di perpustakaan sekolah sudah terdapat buku paket yang biasanya dipinjamkan kepada siswa dan dikembalikan oleh siswa setiap semester berakhir. Untuk saat ini buku diberikan kepada kelas 8 dan kelas 9.

“Adapun yang kelas 7 belum dibagikan karena kemarin mereka baru selesai MPLS dan belum pembagian wali kelas, jadi minggu ini masih sibuk pembagian wali kelas, kalau nanti pembagian wali kelas selesai, buku akan kita bagikan,” ujarnya.

Menurutnya juga, pihak sekolah pun tidak mewajibkan anak-anak untuk menggunakan segaram baru dan pihak sekolah juga tidak mengarahkan siswa-siswi untuk membeli seragam ke salah satu toko.

“Buktinya sampai sekarang masih ada anak-anak yang menggunakan segaram olahraga SD. Kami memperbolehkan siswa untuk menggunakan seragam SD tapi apakah nanti anak tidak akan minder,” terangnya.

Disampaikan juga, biasanya bagian Bimbingan Konseling (BK) seringkali mengumpulkan seragam dari para alumni yang disumbangkan untuk siswa yang tidak mampu.

“Mungkin kalau anaknya kurang mampu nanti bisa diberi seragam dari bagian BK bekas alumni,”ujarnya.
Sementara itu, saat dikonfirmasi kepada penjaga toko Ampera, yang bersangkutan tidak memberikan keterangan. “Maaf tidak bisa memberikan keterangan soalnya lagi sibuk,” tutupnya. (zal)

Related Articles

Back to top button