Harga Ikan Anjlok 50 Persen

MELAUT : Terlihat nelayan Cilamaya saat menyandarkan perahunya usai melaut.
CILAMAYA WETAN, RAKA – Di tengah pandemi virus corona, harga ikan anjlok hingga 50 persen. Mengakali masa paceklik, para nelayan Tangkolak, Desa Sukakerta, Kecamatan Cilamaya Wetan memilih mengolah ikan hasil tangkapan nelayannya menjadi ikan asin.
Nelayan masih terbantu dengan hasil tangkapan ikan yang masih melimpah. Namun, harus dibandrol harga yang belum sesuai dengan biaya produksi. “Harga ikan Gontor Rp4000 per kilogramnya dari harga normal sekitar Rp7000, daripada dijual muarah, lebih baik diolah jadi ikan asin. Karena harga jual ikan asin jadi Rp10 – Rp12ribu per kilogramnya,” kata Yanto.
Yang lebih parah, ikan anak yang biasa jadi pakan lele, sekarang harganya hanya seribu rupiah per kilogram. Padahal sebelumnya Rp3-5 ribu per kilogramnya. Harga ini anjlok karena sepinya pembeli dan tutupnya rumah-rumah makan dan hajatan. Di sisi lain, hasil laut melimpah, sementara biaya tangkap masih belum sesuai dengan biaya produksi yang dihasilkan nelayan saat melaut. “Ikan petek saja cuma seribu perak per kilogramnya,” ucapnya.
Hal serupa dialami nelayan di Pasir Putih, Desa Sukajaya, Kecamatan Tempuran, Pokmaswas Pasirputih Sahari mengatakan, harga rajungan dibanderol hanya Rp35 ribu per kilogramnya dari harga normal sekitar Rp80-90 ribu per kilogramnya. Kondisi ini tentu tidak sebanding dengan modal nelayan yang melaut sampai belasan juta sekali pergi.
Padahal, kalau sedang harga sedang stabil, harga jual rajungan bisa sampai Rp110 ribu per kilogrammya. “Tangkapan melaut mah sedang banyak, cuma soal harga saja anjlok drastis,” pungkasnya. (rok)