Hari Anak Nasional Kampanyekan Stop Perkawinan Anak
Berdampak pada Kualitas Generasi Muda

KARAWANG,RAKA- Kabupaten Karawang hari ini diramaikan dengan semangat peringatan Hari Anak Nasional (HAN) yang dipusatkan dalam sebuah rangkaian acara sarat makna.
Hari Anak Nasional kampanyekan stop perkawinan anak. Hal ini bisa berdampak pada kualitas generasi muda.
Kegiatan HAN mengangkat pentingnya pemenuhan hak-hak anak dan menjadi panggung untuk menyuarakan isu-isu krusial terkait perlindungan anak. Acara ini diselenggarakan oleh Forum Anak Singaperbangsa Karawang, bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Karawang.
Baca Juga : Manajer HRD PT FCC Indonesia Dilaporkan ke Polisi
Kolaborasi ini menunjukkan komitmen nyata pemerintah daerah dalam memberikan ruang partisipasi aktif bagi anak-anak sebagai subjek pembangunan.
Menurut Ismawati, Staf Bidang Pemenuhan Hak Anak DP3A Karawang, seluruh konsep acara diserahkan kepada Forum Anak sebagai representasi suara anak di Karawang.
“Karena ini Hari Anak, tentu saja kami memberi ruang seluas-luasnya bagi mereka untuk menjadi konseptor utama. Kami hanya mendampingi,” jelasnya, Kamis (24/7).
Puncak acara dijadwalkan berlangsung pukul 13.30 WIB, dengan agenda utama pengukuhan kepengurusan baru Forum Anak Singaperbangsa Karawang serta penyerahan sejumlah penghargaan kepada anak-anak berprestasi. Tahun ini, peringatan HAN di Karawang mengusung tema nasional “Anak Hebat Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045.”
Tema ini selaras dengan semangat pembangunan sumber daya manusia unggul sejak dini. Namun, yang menjadi fokus utama kampanye lokal adalah stop perkawinan anak, sebuah isu yang masih menjadi pekerjaan rumah serius di Karawang.
“Angka perkawinan anak di Karawang masih tinggi. Ini berdampak pada kualitas generasi muda, dari mulai kesehatan, pendidikan, hingga potensi kekerasan dalam rumah tangga,” kata Ismawati.
Ia menegaskan bahwa menurunkan angka perkawinan anak dapat menjadi salah satu cara efektif untuk menekan angka kekerasan terhadap anak.
“Jika angka perkawinan anak bisa ditekan, insyaallah tingkat kekerasan anak yang tercatat di KPPT (Klinik Perlindungan Perempuan dan Anak Terpadu) juga akan menurun,” tambahnya.
Tonton Juga : BROERY MARANTIKA, SUARA BERAT MENYAYAT HATI
Perayaan HAN tingkat nasional sebenarnya telah digelar pada 23 Juli lalu secara serentak di seluruh sekolah di Karawang. DP3A Karawang melakukan pemantauan intensif melalui enam tim monitoring yang disebar ke enam daerah pemilihan (dapil).
Salah satu kunjungan penting dilakukan oleh Wakil Bupati Karawang ke SMPN 2 Telukjambe Timur, menggantikan bupati yang berhalangan hadir.
Sementara itu, peringatan HAN hari ini diramaikan dengan berbagai lomba yang melibatkan ratusan anak dari berbagai kecamatan. Lomba-lomba tersebut meliputi menyanyi, mewarnai, pembuatan video kreatif, dan poster digital.
“Lomba mewarnai diikuti oleh 100 peserta, sedangkan lomba menyanyi sudah memasuki babak semifinal dengan 11 peserta terbaik hasil audisi,” terang Ismawati.
Meski dilaksanakan secara sederhana tanpa seremoni besar, perayaan tahun ini tetap terasa semarak dan penuh makna. Untuk itu, Ismawati berharap bahwa peringatan HAN ini tidak sekadar seremonial tahunan, tapi menjadi momentum penting untuk membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya perlindungan dan pemenuhan hak anak.
“Semangat anak-anak luar biasa. Informasi yang kami sebar lewat media sosial berhasil menjangkau seluruh sekolah. Geloranya terasa sampai ke seluruh pelosok,” ujar Ismawati. (uty)