HEADLINEKARAWANG

Hari Ini Batas Akhir PPKM, Pasien Sembuh Naik Terus

KARAWANG, RAKA – Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 dan 4 berakhir hari ini (2/8). Sampai tadi malam, pemerintah belum memutuskan apakah PPKM diperpanjang lagi atau diperlonggar. Di Kabupaten Karawang, selama PPKM level 3 diberlakukan sejak 3 Juli 2021, kemudian diperpanjang hingga 25 Juli, dan diperpanjang lagi hingga 2 Agustus, jumlah pasien corona yang sembuh menunjukan hal positif. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, pasien corona yang sembuh selama PPKM darurat atau level 4 mencapai 14.632 orang, terpapar corona 12.738 orang, meninggal 652 meninggal. Melihat angka tersebut, artinya jumlah pasien yang sembuh lebih banyak dibanding yang terpapar maupun yang meninggal.

Wakil Bupati Kabupaten Karawang Aep Syaepuloh mengatakan, selama PPKM darurat ini difokuskan untuk menekan kasus corona di lingkungan industri. Karena klaster industri penyumbang tertinggi pasien corona. “Pemkab Karawang tidak henti-hentinya selalu mengingatkan dan menyamakan persepsi dalam penanganan Covid-19 pada kawasan industri, agar senantiasa bersinergi,” ungkapnya.

Ia melanjutkan, perusahaan adalah kluster ‘penyumbang’ angka covid yang termasuk besar di Kabupaten Karawang, sehingga perlu adanya koordinasi yang baik, alur penanganan dan pelaporan rutin pada pengelola kawasan demi menekan angka Covid-19, pada kluster perusahaan di Kabupaten Karawang.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Karawang Fitra Hergyana menambahkan, kasus Covid-19 di Kabupaten Karawang mengalami penurunan, jika dilihat dari angka grafik kesembuhan pasien Covid-19 di Kabupaten Karawang yang semakin banyak. “Semakin hari Kabupaten Karawang mengalami peningkatan semakin baik dengan catatan pembatasan aktivitas dan protokol kesehatan diterapkan secara konsisten selama PPKM,” ujarnya.

Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi mengatakan kepastian nasib akan tergantung pada kondisi di daerah masing-masing. “Pemerintah hanya mengacu indikator WHO,” kata Jodi.
Indikator ini, kata dia, laju penularan (kasus konfirmasi, perawatan di RS, kematian), indikator respon kesehatan (testing-positivity rate, tracing atau kontak erat pada kasus konfirmasi, treatment, serta keterisian tempat tidur rumah sakit), indikator kondisi sosial-ekonomi di masyarakat. Jodi mengatakan sejauh ini ada peningkatan mobilitas dan angka kematian selama pembatasan. Makanya, Jodi menyebut perlu penyekatan PPKM tetap perlu dilakukan untuk menahan mobilitas masyarakat keluar rumah. Pemerintah, kata dia, juga terus mencoba mengatasi tingginya angka kematian dengan mengidentifikasi masyarakat yang terkonfirmasi Covid-19. Jika berhasil diidentifikasi, mereka diharapkan dapat segera mendapat treatment. Untuk memastikan masyarakat bisa tetap bertahan di tengah penyekatan, Jodi mengatakan penyaluran bantuan sosial (bansos) harus semakin digencarkan. Bansos ditujukan untuk membantu masyarakat miskin, pekerja harian, dan PKL yang terkena dampak dari PPKM.

Guru Besar Universitas Indonesia (UI) yang juga mantan Direktur WHO Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama mengatakan, pemerintah tentu akan mengevaluasi PPKM level 3 dan 4 yang sudah berjalan beberapa hari belakangan. Bisa jadi akan ada daerah yang tetap berada di level 4. Kemudian, ada yang turun ke level 3 karena penanganan kasus Covid-19 dinilai berjalan baik. Tidak tertutup kemungkinan ada daerah yang sebelumnya masuk level 3 kemudian naik ke level 4 dan seterusnya. ”Sebaiknya (penentuan level) dinilai dari data epidemiologi tingkat kabupaten atau kota,” katanya. (psn)

Related Articles

Back to top button