HEADLINE

1.699 Rumah Terdampak Rob,Datangnya Sulit Diprediksi

KARAWANG, RAKA – Belakangan ini banjir rob di pesisir Karawang Utara sulit diprediksi, di penghujung tahun 2022 ribuan rumah di pesisir kota lumbung padi itu terdampak banjir rob.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang mencatat per tanggal 25 Desember, terdapat 1.093 kepala keluarga (KK) atau 3.473 warga, dan atau 1.699 rumah di tepi pantai Karawang terdampak banjir rob. Ketinggian air laut yang sampai ke permukiman warga sekitar 20 sampai 70 sentimeter. Wilayah yang terdampak rob di akhir tahun 2022 yaitu Kecamatan Cibuaya, Tirtajaya, Cilebar, Pedes, dan Kecamatan Tempuran. BPBD mencatat data itu diperoleh dari tanggal 23 sampai 25 Desember. “(Itu) data sementara kemarin sampai hari Minggu,” kata Koordinator Unit Data Informasi Pusdalops BPBD Karawang Irawan, Senin (26/12).
Banjir rob itu salah satunya melanda Desa Sedari, Kecamatan Cibuaya. Sebagaimana dikatakan Kepala Desa Sedari Bisri Mustofa, pihaknya menyebut banjir rob di pesisir wilayah kerjanya sudah sering terjadi dan sudah tidak bisa diprediksi lagi, hanya saja rob yang paling parah itu di hari Minggu kemarin.
“Sebenarnya rob itu sudah sering terjadi, cuma yang parah itu hari kemarin,” kata Bisri, yang juga warga pesisir Karawang, Senin (26/12).
Kata Bisri terdapat tiga dusun di wilayahnya yang terdampak rob, yaitu Dusun Tanjungsari, Dusun Tirtasari, dan Dusun Karangsari. Bisri mengaku yang terdampak rob itu tidak hanya rumah warga, tapi juga ada fasilitas umum seperti tempat ibadah, tempat pendidikan dan jalan, termasuk tambak. Ia menyebut saat ini banjir rob itu tidak dapat diprediksi. “Rob ini tidak hanya di bulan Desember, kadang di bulan empat (April), di bulan tujuh (Juli), tapi kalau sekarang susah diprediksi,” katanya.
Ketinggian banjir rob di Desa Sedari, Kecamatan Cibuaya itu rata-rata mencapai 50 sentimeter. Menurut Bisri sapaan akrab Kepala Desa Sedari, meminta agar pemerintah pusat sesegera mungkin untuk melakukan penurapan tanggul pantai untuk mengantisipasi terjadinya rob. Karena Kata dia, abrasi ini sudah menjadi keresahan masyarakat pesisir Karawang. “Harapan kita ini ada upaya dari pemerintah daerah untuk mengusulkan ke provinsi dan pusat. Karena ini kewenangan pusat,” ujarnya.
Bisri menyebut, sampai saat ini pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan pemerintah daerah soal abrasi, tinggal pemerintah daerah menindaklanjuti untuk komunikasi lebih intens dengan pemerintah provinsi maupun pusat. Bahkan BBWS itu sudah melakukan kajian untuk penanggulangan abrasi di wilayah Cibuaya, khususnya di wilayah desanya. “Intinya kita tinggal menunggu eksekusi saja dari pemerintah pusat. Karena penurapan tanggul pantai Ini sudah diajukan sejak tahun 2020,” pungkasnya. (mra)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button