RadarKarawang.id – Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi merasa tertampar, karena ada 140 ribu rumah di Jawa Barat (Jabar) yang setiap malam gelap akibat belum ada listrik.
Dedi Mulyadi merasa malu dengan hal tersebut. Seharusnya, kata dia, di era modern seperti sekarang ini semua rumah harus memiliki aliran listrik.
“Saya sebagai gubernur merasa malu di era modern seperti sekarang masih ada warga yang hidup tanpa listrik,” ucap pria yang akrab disapa KDM
Ia berkomitmen hal tersebut akan menjadi prioritas sejak pertama dilantik. Bahkan, ia menargetkan pada tahun pertama menjabat semua rumah bisa teraliri listrik.
Baca juga: Dua mantan Kepala Puskesmas di Purwakarta Dibui
“Saya targetkan tahun ini semuanya harus teraliri listrik apapun caranya,” ujarnya.
Beberapa hal yang akan dilakukan adalah menggunakan sambungan dari PLN untuk wilayah yang mudah dijangkau. Sementara, untuk wilayah terpencil akan menggunakan listrik mandiri berbasis energi terbarukan.
Listrik mandiri, kata Dedi, akan memanfaatkan tenaga surya yang diharapkan bisa mencukupi kebutuhan masyarakat selama 24 jam.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, lanjut dia, tentunya memerlukan anggaran yang mencapai Rp 420 miliar yang disiapkan saat anggaran perubahan.
Tonton juga: Geisha Bukan PSK
“Saya targetkan tahun ini Jawa Barat caang, tidak ada lagi warga yang hidup tanpa listrik,” pungkas Dedi Mulyadi.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, saat ini ada 1,3 juta rumah tangga di Indonesia yang belum mendapatkan akses listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Jutaan rumah tangga tersebut tersebar di 6.700 dusun yang berada di 340 kecamatan.
“Saat ini masyarakat masih banyak yang belum mendapatkan akses listrik dari PLN. Sebagian besar masih menggunakan listrik swadaya, itu pun sedikit. Dan (ada) yang menggunakan BBM yang harganya mahal,” ujar Bahlil
“Terdapat 340 kecamatan yang belum kita kasih listrik, sekitar 6.700 dusun, kurang lebih kalau dikonversi ke jiwa, rumah tangga, itu kurang lebih sekitar 1,3 juta rumah tangga,” ungkapnya.
Untuk mengatasi problem itu, menurut Bahlil, pemerintah memerlukan anggaran sebesar Rp 48 triliun.
Total anggaran tersebut bisa digunakan untuk mengeksekusi program listrik masuk desa dan dusun selama lima tahun mendatang.
Bahlil melanjutkan, mayoritas desa dan dusun yang belum dialiri layanan listrik berada di kawasan tertinggal, terdepan, dan terluar (3T),
antara lain di daerah Maluku, Papua, dan sejumlah kawasan di Sulawesi. Namun, menurutnya, ada pula sejumlah dusun di Jawa Barat yang juga belum dialiri listrik. (psn)