
Asep Junaedi
Belajar Tatap Muka Gunakan Dua Shift
KARAWANG, RAKA – Tahun ajaran baru nanti, kegiatan belajar mengajar akan dilaksanakan secara tatap muka di sekolah. Kegiatan pembelajaran tatap muka akan dilaksanakan setelah semua tenaga pengajar divaksinasi.
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Karawang beberapa waktu lalu telah melakukan evaluasi dengan bupati ke wilayah Tempuran. Pada tahun ajaran baru nanti, sekolah tingkat SD, SMP dan SMA/SMK akan melakukan kembali KBM secara tatap muka. “Berdasarkan evaluasi kemarin sample yang didatangi sudah siap untuk pembelajaran tatap muka (PTM),” kata Kepala Disdikpora Asep Junaedi, kepada Radar Karawang, Kamis (22/4).
Dikatakan Asep, secara umum hampir semua sekolah di Karawang dari semua tingkatan sudah siap melaksanakan PTM. Masker sudah disediakan, ruangan hanya untuk 50 persen peserta didik, dan juga disinfektan sudah tersedia. Ketika nanti dilaksanakan PTM, kata Asep, teknis pembelajaran dibuat dengan jadwal khusus yaitu double shift. “Setiap pergantian shift ada jeda 1 jam untuk penyemprotan disinfektan dan agar siswa tidak bertemu dulu dengan shift sebelumnya. Di sekolah ada jeda dulu untuk dikosongkan,” katanya.
Asep mengatakan, pelaksanaan PTM ini akan mulai dilakukan setelah semua tenaga pengajar divaksin. “Rata-rata sudah 70 persen yang divaksin. Kami selalu berkoordinasi dan datanya ada di puskesmas masing-masing. Kami belum mencatat lagi,” ungkapnya.
Selain fasilitas dan protokol kesehatan dari pihak sekolah, lanjutnya, yang paling penting yaitu izin dari orang tua untuk melaksanakan PTM. Meski nanti KBM sudah dilakukan secara tatap muka, namun ada siswa yang tidak diizinkan oleh orang tuanya, sekolah tetap harus melayani siswa tersebut untuk melakukan proses belajar secara daring. Masih kata Asep, bagi sekolah-sekolah yang berada di wilayah perkotaan dan biasa menggunakan angkot perlu ada pembahasan lebih lanjut. Agar pada saat PTM diberlakukan siswa tidak pulang dan pergi ke sekolah menggunakan angkot. Hal itu untuk mengantisipasi adanya klaster baru akibat penularan melalui angkot. “Orang tua harus mengantar jemput siswa. Atau nanti kami berkoordinasi dengan Dishub mengenai jadwal khusus untuk siswa agar angkot bisa disemprot dab steril,” pungkasnya. (nce)