HEADLINE
Trending

Bahasa Sunda Semakin Asing

Jarang Digunakan Masyarakat Karawang

KARAWANG, RAKA- Penutur Bahasa Sunda di Karawang dari hari ke hari semakin berkurang. Hal ini bisa dilihat dari percakapan sehari-hari berbagai kalangan di masyarakat.

Bahkan, para orang tua di perkampungan pun berbicara pada anak-anaknya menggunakan Bahasa Indonesia. Jika terus dibiarkan, bukan tidak mungkin Bahasa Sunda bisa punah.

Salah satu kalangan masyarakat yang sudah jarang menggunakan percakapan Bahasa Sunda adalah pelajar. Baik di sekolah maupun di luar sekolah, para pelajar menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan.

Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Cikampek Unang Suryawan mengatakan, penggunaan Bahasa Sunda di kalangan pelajar sudah jarang digunakan.

Kebanyakan para siswa dalam melakukan komunikasi dengan teman dan guru menggunakan Bahasa Indonesia.

“Kami pun tetap mendorong agar anak-anak membudayakan Bahasa Sunda. Contohnya, dalam beberapa mata pelajaran para siswa diperbolehkan bertanya menggunakan Bahasa Sunda dan ternyata banyak juga siswa yang bertanya menggunakan Bahasa Sunda,” katanya, Selasa (25/2).

Menurutnya, adapun Bahasa Sunda sudah jarang digunakan kalangan pelajar karena kebanyakan mereka tidak mengerti, sedangkan jam pelajaran serta guru Bahasa Sunda di sekolah tidak begitu banyak. Bahkan, di SMAN 2 Cikampek saja hanya ada satu guru Bahasa Sunda.

“Sekarang dalam satu minggu saja jam pelajaran Bahasa Sunda hanya 90 menit di sekolah. Sehingga agar para siswa mengerti dan bisa menggunakan Bahasa Sunda dalam komunikasi sehari-hari perlu adanya tambahan guru Bahasa Sunda dan jam pelajaran Bahasa Sunda,”paparnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Waya Karmila membenarkan bahwa penggunaan Bahasa Sunda di masyarakat terutama dikalangan siswa sekolah sudah jarang digunakan.

“Hal tersebut disebabkan minimal muatan lokal bahasa di sekolah serta minimal guru yang bisa mengajar Bahasa Sunda. Maka agar Bahasa Sunda tetap digunakan di kalangan pelajar, maka perlu adanya penambahan jam pelajaran Bahasa Sunda dan guru Bahasa Sunda pun harus diperbanyak,” terangnya.

Agar penggunaan Bahasa Sunda di Kabupaten Karawang tetap membudaya dan tidak hilang, sambungnya, pihaknya telah membuat buku usak-usuk Bahasa Sunda agar masyarakat terutama kalangan pelajar lebih mudah mempelajari dan memahami Bahasa Sunda.

“Bahkan buku itu sudah kami cetak dan kami berikan ke Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Karawang untuk bahan pembelajaran Bahasa Sunda di sekolah. Kami pun selalu mengadakan perlombaan mendongeng menggunakan Bahasa Sunda agar Bahasa Sunda ini tetap digunakan masyarakat ,” tutupnya. (zal)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button