HEADLINE

Eco Enzyme Atasi Sampah Organik

KARAWANG, RAKA – Sampah organik di Karawang yang bersumber dari limbah buah-buahan dan sayuran, volumenya semakin menggila di berbagai lokasi di sudut wilayah. Padahal, sampah organik beresiko tinggi berkontribusi pada pemanasan global karena kandungan gas metana. Berangkat dari keprihatinan itu, sejumlah pegiat lingkungan menyulap sampah-sampah tersebut menjadi Eco Enzyme (EE) yang ramah lingkungan.
Pegiat lingkungan yang menjadi narasumber di acara Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Karawang, Aos mengatakan, dirinya tertarik untuk mengelola sampah organik setelah melihat kejadian longsor Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah, Cimahi, tahun 2005. “Saya tertarik untuk turun mengelola sampah organik itu setelah kejadian TPA Leuwigajah,” katanya, belum lama ini.
Aos menambahkan, belajar dari TPA Leuwigajah yang menyebabkan banyak korban jiwa, dirinya bersama komunitasnya mensosialisasikan agar sampah organik dikelola dengan baik. “Awal-awal sih memang susah mengajak orang, tapi sekarang udah banyak orang yang mau mengelola sampah,” tambahnya.
Ia menuturkan pembuatan eco enzym memiliki banyak khasiat selain untuk mengurangi sampah organik yang dibuang percuma. Eco enzym juga bisa dimanfaatkan untuk pertanian dan membersihkan rumah. “Bisa dijadikan untuk melawan hama dan bisa dijadikan cairan pel,” tuturnya.
Sementara itu, salah satu pengurus bank sampah Desa Bengle telah merasakan manfaat dari eco enzym. Ia merendam kaki dan tangannya agar tidak kesemutan. “Setelah sering direndam pake eco enzyme kaki saya kalau jalan tidak sakit dan jarang kesemutan,” tandasnya di tengah-tengah diskusi.
Di sisi lain, sejumlah mahasiswa Universitas Indonesia (UI) melakukan penelitian sampah di tempat pembuangan akhir sampah (TPAS) Jalupang, Desa Wancimekar, Kecamatan Kotabaru. Penelitian tersebut merupakan program dari kampus UI untuk sampel studi kasus karakteristik sampah di wilayah Bekasi, Karawang dan Purwakarta. Sejumlah mahasiswa tersebut melakukan penelitian untuk memberikan solusi terhadap penanganan sampah di tiga wilayah tersebut.

Para mahasiswa jurusan Teknik Lingkungan di UI tersebut, mengambil beberapa sampel sampah yang hendak dibuang ke TPAS Jalupang untuk diteliti.
“Penelitian ini dari Pemerintah Jawa Barat yang meminta kepada Kementerian Lingkungan Hidup Jepang. Kami hanya sebagai surveyor,” ujar Muhammad Farhan, salah satu tim surveyor dari mahasiswa UI.

Dikatakan Farhan, penelitian dilakukan untuk mengetahui jumlah timbunan sampah, dan juga jenis sampah serta karakteristik sampah yang ada pada TPAS Jalupang. Sampah yang bersumber dari wilayah Kabupaten Karawang, baik yang jenis sampah perumahan, sampah pasar, sampah jalan protokol dan sampah rumah sakit ini dipilah kemudian dibawa oleh mahasiswa untuk penelitian lebih lanjut melalui laboratorium di kampusnya.
“Oleh karena itu kita lakukan penelitian ini saat musim hujan lalu dan juga saat musim kemarau. Dari situ nanti diketahui karakteristik sampah di sini seperti apa,” katanya. (fjr)

Related Articles

Back to top button