Enam Meninggal Kena DBD,Berantas Sarang Nyamuk
KARAWANG, RAKA – Penyakit demam berdarah dengue (DBD) sudah merenggut enam orang pasiennya disepanjang tahun 2022 ini. Dinas Kesehatan (Dinkes) mencatat, hingga saat ini sudah ada 658 kasus DBD. Jumlah ini hampir mendekati angkat kasus DBD tahun 2021 yang mencapai 929 kasus.
Yayuk Sri Rahayu, kepala Bidang P2P Dinkes Karawang memaparkan, peningkatan kasus DBD karena perubahan iklim dan cuaca. Selain itu, akibat dari kepadatan penduduk. Kondisi lingkungan yang tidak sehat pun dapat mengakibatkan peningkatan. “Bisa karena perubahan iklim ya, kemudian juga kepadatan penduduk. Perilaku masyarakat dan lingkungan yang tidak sehat seperti ada genangan air yang tidak diperhatikan bisa menjadi perkembangbiakan nyamuk,” ujarnya, Selasa (28/6).
Pencegahan kasus yang efektif, lanjutnya, bukan dengan cara fogging, melainkan dengan menerapkan 3M yakni menguras, menutup dan mendaur ulang barang bekas. Adapula cara tambahan yakni dengan menggunakan lotion anti nyamuk maupun obat nyamuk elektrik. “Pencegahan DBD ini bukan dengan fogging, tapi dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), caranya menerapkan 3M,” tambahnya.
Yayuk menambahkan, fogging dapat dilakukan saat adanya kasus kematian akibat DBD. Masyarakat terlebih dahulu berkoordinasi dengan puskesmas masing-masing. Kemudian puskesmas akan melaporkan ke Dinkes. Selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan oleh petugas. Fogging dapat diberikan lima sampai satu minggu sebanyak satu kali. “Kalau ada kasus DBD sampai kematian lebih bagus dilakukan fogging. Berkoordinasi dengan aparat desa dan puskesmas setempat untuk dicek lalu diberikan fogging,” imbuhnya.
Ia melanjutkan, pada tahun 2022 ada enam orang yang meninggal dunia akibat DBD. Pada bulan Februari terdapat 1 orang, Maret 1 orang, Mei 2 orang, Juni 1 orang. Kasus meninggal dunia di tahun 2021 sebanyak 9 orang. “Di tahun ini kasus meninggal yang telah tercatat sebanyak 6 orang sampai Juni saat ini,” pungkasnya. (nad)