Gagal ke Jakarta, Anak SMK Tertahan di Polsek Klari
Mau Ikut Demo, Takut Lulus Sekolah Susah Kerja
KLARI, RAKA – Niat hati ingin ikut demo bersama buruh di Jakarta, apa daya harus tertahan di Polsek Klari. Alasan puluhan siswa SMK ini ingin ikut unjuk rasa, karena khawatir setelah lulus sekolah susah kerja.
Satgas Pelajar Kabupaten Karawang Dedi Odih mengatakan, sejak Pukul 06.00 pagi ia sudah melakukan pengamanan khususnya di Jalan Raya Klari. “Kurang lebih kita ada sepuluh personil,” ucapnya, kepada Radar Karawang, Kamis (8/10).
Ia menambahkan, tidak lama kemudian pihaknya menangkap gerombolan siswa yang tengah menumpang mobil truk, rupanya siswa tersebut berasal dari Karawang, Purwakarta dan Subang. “Untuk jumlahnya belum tahu pasti, kurang lebih ada empat puluh orang,” tambahnya.
Setelah menggiring siswa dari tiga kabupaten itu ke pihak kepolisian sektor Klari, tidak lama kemudian tujuh belas orang siswa asal Kabupaten Tegal juga ikut terjaring. “Yang pasti kita kerjasama dengan pihak kepolisian supaya siswa ini tidak melakukan aksi atau kerusuhan yang dapat mengancam keselamatan orang lain maupun dirinya sendiri,” paparnya.
Sementara itu siswa asal SMK Ma’arif, kelas XI Kabupaten Tegal Ahmad Dwi Andika mengungkapkan, tujuan keberangkatannya ke Jakarta untuk melakukan aksi terkait UU Cipta Kerja yang dinilai dapat mengancam dan menyulitkan dirinya setelah lulus sekolah nanti. Keberangkatannya dari Tegal dimulai sejak pukul 22.00 malam dengan menggunakan mobil lempengan atau teronton yang ia tumpangi menuju Kabupaten Karawang. “Kita berangkat 17 orang. Kita dua kali naik mobil lempengan yang kita tebeng. Pokoknya sampai di Klari sekitar pukul sembilan pagi tadi dan ditangkap sama petugas,” katanya.
Guru SMK PGRI Klari Bambang mengatakan, beberapa siswanya juga ikut terjaring dan berencana akan melakukan aksi di Karawang Kota, namun pihaknya bersyukur karena para satgas pelajar telah menghentikan keberangkatan siswa sebelum sampai ke gedung pemerintah daerah. “Walaupun ini di luar kegiatan belajar sekolah, tapi kita selaku guru tetap bertanggung jawab, yang pasti untuk sekolah lainnya juga sama akan diminta oleh pihak kepolisian untuk datang dan membawa pulang siswanya masing-masing termasuk dari Tegal juga,” pungkasnya. (mal)