HEADLINE

Gelembung Gas Sulit Dihentikan

CIBUAYA, RAKA – Nelayan dan masyarakat di pesisir pantai Karawang mesti lebih bersabar menunggu penyelesaian kebocoran minyak Pertamina HE ONWJ. Soalnya, sumber kebocoran di dasar laut belum bisa dihentikan.

Pertamina mengakui adanya keterbatasan alat untuk mengatasi gelembung gas yang ada di perut bumi. Pertamina sudah mendatangkan tenaga ahli membunuh sumur supaya gelembung gas itu berhenti.
“Mengenai waktunya kapan akan selesai, kami tidak bisa memberikan dugaan tapi yang jelas bahwa tekinisi ini bekerja dan kita harapkan mereka bisa bekerja lebih cepat,” kata Vice President Relations PT Pertamina Hulu Energi Ifki Sukarya.

Sebetulnya, lanjut Ifky, minyak yang tercecer termasuk B3 mudah terbakar.
“Tapi insya Allah kalau terhadap bahaya kebakaran, karena ini sudah tercampur air tidak akan terjadi,” paparnya.

Ifky menuturkan, gelembung kecil semburan gas terdeteksi pertama kali pada tanggal 12 Juli lalu. Sementara minyak diketahui baru mencapai pantai Desa Sedari pada tanggal 18 Juli. Sejak tanggal 15 itulah, kata Ifky pihak Pertamina telah melakukan langkah-langkah antisipasi. “Untuk minyak yang lolos ke daratan, tim kami dibantu warga terus melakukan pembersihan,” katanya.

Hingga kemarin, aktivitas pembersihan minyak masih terus dilakukan. Berkarung karung pasir dan batuan pantai yang tercemar minyak segera diangkut menggunakan truk untuk dibawa dan dimusnahkan di depo Pertamina Karawang.

Dia menjelaskan, masyarakat yang terdampak kejadian ini bakal mendapatkan kompensasi. Pihaknya, kata Ifki, sudah bergerak bersama dengan masyarakat dan beberapa elemen lainnya untuk melakukan pembersihan. “Berkaitan dengan kompensasi tentu akan kita lakukan, tapi nanti nilainya akan dilihat terlebih dahulu. Sejauh ini memang sudah ada klaim dari warga yang terdampak. Mereka yang terkena dampak sudah menyampaikan kepada kepala desa. Atas kondisi yang ada itu, akan menjadi acuan kami untuk ditindaklanjuti,” paparnya.

Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana meminta penanganan pencemaran ini tidak berlarut-larut. “Saya berharap secepatnya, artinya kalau misalkan pihak Pertamina-nya makin lama berarti kompensasi warga saya harus lebih besar lagi,” katanya saat meninjau lokasi ceceran minyak di Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya, Rabu (24/7).

Menurut Cellica, ceceran minyak ini mengakibatkan nelayan maupun petanitambak merugi. Pertamina harus memberikan kompensasi seperti menydiakan air bersih untuk masyarakat. Dia juga meminta Pertamina mendirikan posko kesehatan. “Dari pihak puskesmas kami siap membantu untuk Pertamina, karena kita tahu kalau dampak lingkungan ini sebenarnya, justru lebih banyak dampaknya dan itu yang memang harus menjadi tanggung jawab kita semua,”ucapnya.

Ada enam desa di Karawang dan dua desa di Bekasi yang kena dampak dari pencemaran ini. Bupati Cellica meminta ada Liasion Officer (LO) di setiap tempat kejadian supaya ada komunikasi dari pihak desa maupun kecamatan dengan pihak Pertamina. “Kita harus memiliki LO, supaya kepala desa kami, camat kami bisa berkomunikasi dengan pihak ONWJ,” ucapnya lagi.

Di tempat yang sama, Kapolres Karawang AKBP Nuredy Irwansyah Putra mengatakan, sampai saat ini di wilayah Karawang ada lima pantai yang terdampak kebocoran minyak. Penyebab kebocoran masih diselidiki Pertamina. “Sampai saat ini pihak kepolisian juga belum dapat mendekat langsung ke objek kejadian, karenakan di wilayah tersebut kondisinya masih berbahaya untuk didekati,” pungkasnya. (rok/cr4/zie/tau)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button