Hafal 30 Juz 2,4 Tahun
Ahmad Muhaimin
RENGASDENGKLOK, RAKA – Menghafal ayat-ayat Quran bukanlah hal yang sulit, sekalipun harus menghafal 30 juz. Terpenting ada kemauan dan berusaha semaksimal mungkin. Sebagaimana santri Mandalla Kahir sekaligus siswa MAN 4 Karawang yang tuntas menghapal 30 juz dalam waktu 2,4 tahun. Ahmad Muhaimin kelahiran Desa Sungai Lumpur, Kecamatan Cengal, Kabupaten Oki, Palembang, merupakan hafiz 30 juz.
Dia mengaku sudah memiliki keinginan hafal Quran sejak kecil, dan keinginan itu baru bisa tercapai saat tinggal di Pondok Pesantren Mandalla Kahir, Rengasdengklok. Di pondok pesantren ini dirinya menghabiskan waktu untuk mengahafal Quran, walaupun di sisi lain dia juga harus melaksanakan tugasnya sebagai siswa di MAN 4 Karawang.
Namun, di situasi pandemi Covid-19 dengan diberlakukannya pembelajaran jarak jauh, menjadi kesempatan bagi Ahmad untuk lebih banyak menghapal, dan murojaah atau mengulang hapalan. Ahmad menceritakan sebelum masuk pondok pesantren Mandalla Kahir, dirinya hanya memiliki hapalan beberapa surat saja, itupun surat-surat pendek dari juz 30.
Kemudian, karena memiliki kemauan dan bimbingan dari pengasuh pondok pesantren ini, dia tidak henti-hentinya menghapal bahkan sampai rela mengurangi waktu tidur dan bermain.”Saya tidur malam aja, paling cepat tidur jam sepuluh malam bangun jam tiga pagi, terus langsung murojaah,” jelasnya kepada Radar Karawang, Rabu (16/6).
Tidak hanya mengurangi waktu tidur dan bermain, bahkan Ahmad asal Palembang ini juga terbilang jarang bertemu langsung dengan keluarga di kampungnya, dia mengaku sejak kelas satu sampai lulus di MAN 4 Karawang ini terhitung baru satu kali pulang kampung. “Keluarga belum pernah nengok-nengok, soalnya jauh, apalagi kampung saya itu pesisir,” ujarnya.
Saat menginjakkan kaki di kota lumbung padi ini, menurut Ahmad, orang yang paling berjasa di Karawang yaitu pengasuh Pondok Pesantren Mandalla Kahir Iskandar Sulaeman, pasalnya selain sebagai mentor, juga sudah dianggap sebagai orangtuanya sendiri. “Saya sekarang ngajar di Lamaran sambil mau kuliah sudah daftar. Paling sekarang pulang ke pondok Mandalla Kahir dua Minggu sekali,” ujarnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Mandalla Kahir Iskandar Sulaeman mengatakan, dirinya sudah melihat potensi yang di dalam diri Ahmad sejak tes wawancara BTQ masuk MAN 4 Karawang. Sehingga dia menawarkan Ahmad untuk tinggal di Pondok Mandalla Kahir dibanding ngekost.
Kemudian saat itu, Iskandar akan memberikan beasiswa dengan syarat dia hafal lima juz, sehingga dia tertantang untuk menghafal Alquran. “Subhanallah dalam waktu beberapa bulan, dia sudah menyelesaikan lima juz,” katanya. Setelah melewati hafal lima juz, kemudian sebelum lulus di MAN 4 Karawang Ahmad berkomitmen harus sudah hafal 30 juz. Kata Iskandar, saat ini Ahmad tengah mengelola rumah Tahfiz di Lamaran, Karawang.
Di samping itu rencananya dia juga akan melanjutkan pendidikan ke tingkat lebih tinggi melalui program atau jalur KIP (Kartu Indonesia Pintar).”Saya akan suport dengan terus dibimbing, kalaupun nanti ada kendala, baik keuangan maupun finansial. Kita tidak akan melapas, dan akan terus dibina dan dibimbing,” pungkasnya. (mra)