HEADLINE

Hajat Bumi Tak Semeriah Tahun Lalu

Wayang Golek Tidak Siang Malam Lagi

RAWAMERTA, RAKA – Tradisi hajat bumi masih melekat dan dilestarikan di Dusun Krajan, Desa Purwamekar, Kecamatan Rawamerta. Namun berbeda dengan tahun sebelumnya, hajat bumi yang biasanya digelar meriah kini lebih sederhana. Hanya ruwatan, pagelaran wayang golek, rotiban dan sedekah tumpeng. Itupun hanya dilakukan siang hari.

Kepala Dusun Krajan Endang Sofyan mengatakan, acara hajat bumi di Dusun Krajan ini merupakan warisan dari nenek moyang yang dilaksanakan setahun sekali sebelum bercocok tanam, atau istilah lain mapag cai. Pihaknya mengaku perayaan hajat bumi sekarang ini tidak semeriah tahun sebelumnya, karena situasi pandemi covid-19. Meski demikian, tidak menyurutkan antusias masyarakat untuk melaksanakan acara hajat bumi ini.
“Kegiatan ini bisa dilaksanakan hasil dari swadaya masyarakat, baik yang punya sawah ataupun tidak, karena hajat bumi ini sudah menjadi tradisi,” jelasnya kepada Radar Karawang, Minggu (8/11).

Menurut Endang, salah satu faktor hajat bumi masih dilestarikan, karena tradisi ini sudah menjadi turun temurun, sehingga mulai dari anak muda hingga orang tua turut mendukung dengan perayaan hajat bumi seperti ini. Selain itu, hajat bumi ini juga bagian dari mengekspresikan rasa syukur.
“Di sini kalau hajat bumi selalu ada wayang golek, karena kalau bahasa orang tua itu harus diruwat,” ujarnya.

Endang yang juga panitia hajat bumi di Dusun Krajan meminta generasi muda agar bisa meneruskan tradisi hajat bumi, karena mau bagaimana pun harus ada regenerasi untuk melestarikan tradisi yang sudah ada sejak zaman nenek moyang. Endang menambahkan, dalam prosesi ruwatan ini disediakan air dari tujuh sumber ditambah lagi tujuh macam bunga.
“Air itu nanti bisa buat apa saja, bisa buat mandi, bisa buat sawah, bisa juga diminum,” katanya.

Kepala Desa Purwamekar Emih Fitriah menyebut, hajat bumi tahun ini digelar dengan sederhana akibat terkendala dengan covid-19. Biasanya pertunjukan wayang golek dilaksanakan siang dan malam, tapi kali ini hanya siang hari.
“Intinya (hajat bumi) bersyukur kepada Allah bahwa kita sudah diberikan nikmat yang luar biasa, hasil panen yang melimpah, sehat walafiat,” pungkasnya. (mra)

Related Articles

Back to top button