HEADLINE

Kuliah Tatap Muka Belum Jelas, Unsika Mengikuti Kebijakan Nasional

KARAWANG, RAKA – Meski pandemi Covid-19 sudah melandai, namun perkuliahan tatap muka di kampus Unsika belum jelas kapan dilaksanakan. Unsika mengikuti kebijakan nasional.
Kusrin, wakil rektor 1 bidang akademik memaparkan, perguruan tinggi tidak hanya mencetak sarjana yang berwawasan ilmu. Perguruan tinggi pun harus memiliki nilai humanis yang tinggi. “Akhlakulkarimah harus menjadi konsen para dosen dan mentransfer ilmu pengetahuan. Soft skill untuk para lulusan harus menjadi ketahanan untuk dimiliki di era digitalisasi yang perkembangannya cukup pesat harus dikuasasi oleh semua civitas,” ujarnya, Rabu (22/6), usai rapat koordinasi bidang akademik.
Menyinggung pelaksanaan kuliah mendatang saat ini, pihak Unsika tidak dapat memutuskan sendiri, karena harus mengikuti kebijakan nasional. Khusus untuk kegiatan praktik akan diupayakan tatap muka langsung. “Sejauh ini kami belum dapat mengambil kebijakan perihal teknis pelaksanaan perkuliahan mendatang. Kami masih mengikuti arahan dari pemerintah pusat. Kegiatan tatap muka akan dilakukan untuk praktikum saja,” paparnya.
Rektor Unsika, Prof. Sri Mulyani mengingatkan, kendati bidang akademik bukan satu satu bidang garapan perguruan tinggi. Namun bidang akademik sangat sentral berkaitan dengan hasil lulusan. “Karena bidang akademik harus terus mencari terobosan muktahir, agar lulusan didampingi menguasai bidang ilmu yang dipelajarinya juga harus kaya dengan soft skill untuk memudahkan dalam persaingan dunia kerja,” ungkapnya.
Lanjutnya, era digitalisasi yang memaksa fungsi manual harus lewat digital menjadi fokus akademik untuk menyiapkan lulusan yang lebih handal. Literasi masa lalu membaca dan menulis bagus cukup. “Sekarang bergeser literasi data untuk menganalisis data digital literasi tekhnologi harus selalu update dengan kemajuan teknologi. Literasi pengalaman mengajar eksperimen mengaplikasikan teori dan praktek. Ditambahkan MBKM sudah menjadi keharusan dan kebutuhan misi perguruan tinggi yang hasilnya tidak bisa diragukan untuk menjadikan lulusan dengan kecakapan hard skill dan soft kill,” imbuhnya.
Literasi humanisme bahwa dalam interaksi sesama manusia di butuhkan soft kill. Hal itu berguna untuk menciptakan lulusan yang multidisiplin. “Rapat koordinasi di ikuti semua pejabat struktural dan fungsional dilingkungan Unsika yang dilakukan lewat luring,” pungkasnya. (nad)

Related Articles

Back to top button