HEADLINE

Manfaatkan Ruang Digital
-Guru Diajar Kecerdasan Buatan

KOTABARU, RAKA – Kekinian cara mengajar tidak boleh lagi sama dengan era sebelum internet. Karena murid yang diajar adalah generasi digital, maka guru juga harus mampu berkomunikasi dengan bahasa digital.
Seperti yang dilakoni oleh guru-guru di SMK TI Muhammadiyah 1 Cikampek, mereka terus mengupgrade kemampuan digital, agar pola belajar mengajar bisa diterima dengan baik oleh anak didik.
Guru Pendidikan Agama dan Budi Pekerja Miftahudin mengatakan, beberapa bulan terakhir ini banyak pelatihan yang diikuti oleh para guru, diantaranya mempelajari kecerdasan buatan yang bisa memudahkan guru memberi ilmu pengetahuan kepada anak didik. “Tinggal klik, klik, maka materi yang kita inginkan bisa dipelajari anak-anak,” ungkapnya kepada Radar Karawang.
Dia melanjutkan, guru tidak boleh ketinggalan zaman. Meski rata-rata hidup di era sebelum internet, namun konsep dan cara ngajar harus terdigitalisasi. “Kalau kita tidak menyesuaikan dengan zaman, maka akan kesulitan mengajar anak-anak yang sudah sangat melek teknologi,” katanya.
Eddi Supriadi, guru Bahasa Arab mengatakan, pola pikir anak-anak saat ini jauh berbeda dengan para guru, karena mereka dilahirkan saat internet sudah menjadi sandaran masyarakat. Untuk mengimbangi hal itu, maka para guru tidak boleh gagap teknologi alias gaptek. “Saat ini sebetulnya guru sangat dimudahkan untuk menggali pengetahuan yang akan disampaikan ke anak didik. Begitu pula dengan metode pembelajaran semakin bervariasi,” katanya.
Ia melanjutkan, banyak metode mengajar yang difasilitasi oleh teknologi digital. Diantaranya platform youtube. “Video di youtube yang berkaitan dengan materi pembelajaran bisa ditayangkan di sela kegiatan belajar mengajar agar anak-anak tidak jenuh,” ujarnya.
Meski internet menjadi gudang ilmu, menurut Guntur Syahputra, internet tidak bisa menggantikan peran guru sebagai pendidik. Karena menurut wakil kepala sekolah bidang kesiswaan tersebut, internet tidak memiliki rasa. “Ilmu memang bertebaran di internet, namun internet tidak bisa meraba perasaan siswa dan tidak bisa menggantikan peran guru sebagai pendidik,” katanya. (psn)

Related Articles

Back to top button