HEADLINE

Masuk Sekolah, Ramai-ramai Pinjam Bank Emok, Kebutuhan Anak di Tahun Ajaran Baru

KARAWANG, RAKA- Besarnya biaya di awal tahun ajaran baru, tidak sedikit orang tua harus harus meminjam uang ke bank emok untuk memenuhi kebutuhan anak sekolah.
Junaedi (32) misalnya, warga Desa Wancimekar, Kecamatan Kotabaru ini mengatakan, anak naik ke kelas 2 sekolah dasar dan sekolah agama juga, memasuki tahun ajaran baru sangat banyak sekali kebutuhan sekolah anaknya. “Kemarin untuk kebutuhan sekolah anak saya seperti membeli tas, alat tulis, beberapa seragam yang harus dibeli dan daftar ulang sekolah agama juga, saya terpaksa harus minjam ke teman istri yang mempunyai koperasi karena saat ini usaha saya sedang sepi, kemarin pinjem Rp5 juta tapi cairnya hanya Rp3 juta, sedangkan kebutuhan anak saya habis sekitar 1,5 juta, jadi sisanya saya simpan takut ada kebutuhan anak saya yang lain,” terangnya, Minggu (16/7).
Hal sama dilakukan Ai Julaeha (47). Saat ini anaknya sudah masuk di kelas 4 sekolah dasar, sementaranya suaminya sudah meninggal. Jadi untuk memenuhi kebutuhan sekolah harus cari uang sendiri dan kadang ada juga yang ngasih uang kepada anaknya, namun tidak seberapa. “Saat ini saya baru membeli tas, sepatu dan alat tulis seperti pensil dan buku habis sekitar Rp500 ribu, itu juga uang hasil pinjem bank emok. Sementara pakaian untuk sekolah belum terbeli. Walau pun anak saya yatim tapi tidak pernah mendapatkan bantuan dari sekolah, untuk itu saya sangat berharap bantuan dari pemerintah agar dapat sedikit meringankan keperluan anak saya,” ungkapnya.
Warga lainnya Kosim Sudiana (40) mengatakan, saat ini sangat kebingungan untuk memenuhi kebutuhan sekolah anaknya, dengan memiliki 6 anak, yang satu masih kecil belum sekolah, satu kelas 4 sekolah dasar, terus 1 mau masuk sekolah menengah pertama, satu sekarang baru keluar sekolah menengah kejuruan, dan yang 2 lagi 1 putus sekolah tingkat SMP dan yang 1 nya lagi tidak melanjutkan sekolah ke tingkat SMA karena terkendala dari biaya. “Saat ini saya bingung belum pegang uang buat kebutuhan anak sekolah, selain kebutuhan alat tulis dan seragam, anak saya sekarang ada yang mau masuk SMP juga, biaya daftar sekitar Rp3 juta, dan anak saya yang keluar SMK sekarang masih punya tunggakan sekitar Rp5 juta,” keluhnya.
Kosim menjelaskan, istrinya sekarang sudah tidak berkerja, sebelumya berkerja di salah satu perusahaan garment jadi sedikit membantu, sedangkan ia berkerja sebagai kuli pembuatan topi yang penghasilannya tidak seberapa, belum ditambah lagi saat ini pekerjaannya sedang sepi. “Untuk memenuhi kebutuhan anak saya sekolah kemungkinan saya pinjem bank emok, kalau bank emok palingan ngasih pinjem paling besar Rp3 juta itu kalau di-acc, sedangkan uang saya yang dibutuhkan sekitar 8 juta, palingan saya cari pinjaman ke yang lain, terus palingan saya nyicil dulu ke sekolahnya. Dengan kondisi saya saat ini seharusnya anak saya mendapatkan bantuan dari sekolah, namun sampai saat ini tidak pernah,” paparnya.
Keluhan serupa dialami, Nining (34) mengatakan, suaminya hanya sebagai tukang kuli bangunan, jadi kerjaan tidak menentu. Anaknya sekarang duduk di bangku kelas 6 sekolah dasar, dan yang satu baru mau masuk Taman Kanak-kanak (TK). “Suami saya tukang kuli bangunan jadi kerjaannya kadang ada kadang enggak. Dulu anak saya pas kelas 4 pernah dapat bantuan dari sekolah tapi sekarang udah gak pernah. Jadi sekarang saya minjem uang ke sodara untuk beli seragam, buku, pensil dan pendaftaran masuk TK, perkiraan habis sekitar 1 juta lebih,” terangnya. (zal)

Related Articles

Back to top button