Ngaji Dulu, Baru Belajar
-Kegiatan Rutin Anak-anak Mutu
KOTABARU, RAKA – Kegiatan membaca Alquran setiap hari masih jarang dilakukan oleh anak-anak milenial. Karena saat ini, media sosial menjadi hal yang menarik untuk mereka lakukan. Media sosial seperti pisau bermata dua. Selain berfungsi sebagai sumber informasi dan komunikasi secara cepat, namun juga membawa dampak negatif. Mengatasi persoalan itu, perlu penguatan karakter agar peserta didik bisa memilah mana yang baik dan buruk.
Seperti yang dilakoni anak-anak SMK TI Muhammadiyah 1 Cikampek atau dikenal Mutu, setiap hari terus menerus diberi penguatan karakter berbasis akidah Islamiyah. Sebelum masuk kelas, mereka dibimbing oleh para guru untuk solat duha di masjid sekolah. Kemudian sebelum mengikuti pembelajaran, anak-anak bersama gurunya membaca Alquran. Dan sebelum pulang ke rumah, peserta didik solat zuhur berjamaah bersama-sama guru.
Ratih (17) siswi SMK Mutu mengatakan, kegiatan keagamaan yang lebih banyak diterima oleh peserta didik, membuatnya menjadi lebih dekat dengan Allah. Hal ini bisa menangkal pengaruh negatif yang mudah diterima oleh remaja. “Alhamdulillah jadi punya rem kalau ada hal negatif,” ungkapnya.
Ia mengaku, para pendidik di sekolahnya sangat peduli terhadap pembiasaan keagamaan. Mulai dari membaca Alquran hingga solat. Itulah yang membuatnya merasa beruntung bisa bersekolah di SMK Mutu. “Kalau teman aku yang bersekolah di tempat lain, tidak ada penekanan khusus mengenai pembiasaan keagamaan,” ujarnya.
Hal serupa dirasakan oleh Aniki (17), dia mengaku di sekolahnya kegiatan agama menjadi hal yang penting. Menurutnya itu menjadi ciri khas sekolah yang ada di bawah naungan Muhammadiyah. “Alhamdulillah ini membuat kami para siswa menjadi lebih memahami pentingnya akhlak yang baik,” tuturnya.
Miftahudin, guru Pendidikan Agama Islam mengatakan, salah satu penawar dari banyaknya pengaruh negatif di media sosial maupun pergaulan anak adalah pembiasaan-pembiasaan baik. “Anak harus selalu diajak dekat dengan Allah, agar pengaruh negatif bisa hilang,” tuturnya.
Ia berharap, upaya yang dilakukan oleh sekolah bisa membuat anak-anak menjadi kaum terpelajar yang berakhlak mulia. Karena jika dibiarkan begitu saja, bukan tidak mungkin masyarakat akan kehilangan generasi berbudi luhur. “Anak-anak nanti pasti jadi bagian dari masyarakat. Maka harus dipupuk dulu dengan pengaruh baik, agar saat mereka terjun di masyarakat sudah menjadi kaum terpelajar berakhlak mulia,” ujarnya. (psn)