HEADLINE

Pelajar Biasa Kendarai Motor
-Tanpa Helm, Belum Punya SIM

PURWASARI, RAKA – Ketiadaan transportasi khusus pelajar di Kabupaten Karawang memunculkan masalah. Begitu mudah para pelajar mengendarai motor. Parahnya, mereka jarang menggunakan helm, motor bodong, dan tidak punya Surat Izin Mengemudi (SIM).

Pelajar SMP juga kerap berboncengan saat berangkat ke sekolah. Mereka juga jarang menggunakan helm. Pemerintah pun tidak pernah serius melarang pelajar membawa motor ke sekolah. Buktinya, masih banyak pelajar yang mengendarai motor ke sekolah. Lokasi parkirnya pun rata-rata hanya sepelemparan batu dari sekolah. Beragam alasan pun membuat larangan itu menjadi abu-abu. Ketiadaan akses angkutan masal ke pelosok Karawang misalnya, membuat sekolah dilema. Jika dilarang mengendarai motor, maka dipastikan siswa tersebut tidak akan bisa sekolah atau kesiangan. Begitu pun dengan kepolisian. Meski sudah bertindak tegas jika kedapatan pelajar mengendarai motor. Tetap saja, ada celah dimana anak di bawah umur itu bisa lolos.
Bagus (14) siswa SMP swasta di Kecamatan Purwasari mengatakan, dirinya memang sering menggunakan motor untuk pergi bersekolah. “Tiap hari pake motor sih bareng temen,” katanya kepada Radar Karawang, Selasa (25/1).

Ia menambahkan, alasannya membawa motor dikarenakan rumahnya jauh dari sekolah. “Rumahnya jauh jadi bawa motor,” tambahnya.

Di sisi lain, Yuni (13) siswi SMP Negeri di Purwasari juga menjelaskan bahwa dia bawa motor dikarenakan rumahnya jauh. “Ke sini tidak ada angkot jadi bawa motor,” ungkapnya.

Diapun mengaku bahwa saat ini dirinya belum memiliki surat ijin mengemudi dan kartu tanda penduduk. “Belum sih, belum punya SIM,” pungkasnya.
Samsudin (17) siswa SMKN 1 Karawang asal Tanjungpura mengaku masih bingung, kalau ada aturan tidak boleh membawa kendaraan ke sekolah. “Yang jelas kalau dilarang bawa motor, ada yang terkendala, karena banyak pelajar yang rumahnya tidak terjangkau angkutan umum,” jelasnya.
Ia melanjutkan, tarif kendaraan umum untuk siswa masih dibilang mahal. Dia mengaku setiap berangkat ke sekolah harus menyiapkan uang Rp6000 untuk pulang pergi naik angkot. “Kalau untuk pengeluaran ongkos angkutan umum sama uang bensin, masih mending pakai motor,” katanya. (fjr)

Related Articles

Back to top button