Summary
RadarKarawang. id - Hati-hati warga miskin, kini pengedar sabu mulai melirik pangsa pasar dari keluarga miskin lewat paket hemat
RadarKarawang. id – Hati-hati warga miskin, kini pengedar sabu mulai melirik pangsa pasar dari keluarga miskin lewat paket hemat.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Marthinus Hukom mengatakan narkoba paket murah merupakan salah satu modus operandi para pengedar
untuk membuka pasar dengan menyasar orang-orang yang tidak memiliki uang.
Hal tersebut merespons temuan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) baru-baru ini,
yakni beredarnya narkoba paket ‘jambak’ berupa sabu di Sumatera Utara dengan harga Rp50 ribu.
Baca juga: Tiga Penyidik KPK Gadungan Diciduk
“BNN belum monitor mengenai paket ‘jambak’ ini. Tapi urusan jual paket murah ini itu sudah menjadi salah satu modus operandi
mereka untuk membuka pasar dengan menawarkan paket-paket murah,” kata Marthinus dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.
Adapun narkoba paket murah diberi nama ‘jambak’ karena dinikmati dengan cara yang tidak biasa,
yakni pengguna akan di jambak atau ditarik rambutnya jika sudah mengisap sabu tersebut dengan berlebihan
Marthinus menuturkan narkoba paket murah tersebut diedarkan para bandar menggunakan metode ilmu ekonomi agar pada awalnya para pengguna ketagihan terlebih dahulu dengan narkotika itu.
Tonton juga: Mayor Teddy Lupa Daratan
Setelah ketagihan, sambung dia, pemakai narkoba paket murah tersebut akan terus mencari barang haram itu dan terikat.
Alhasil, kata dia, karena yang disasar merupakan masyarakat menengah ke bawah,
saat pengguna tak lagi memiliki uang untuk membeli narkoba, maka akan menimbulkan masalah sosial yang lebih kompleks.
“Akhirnya mereka mulai berupaya dengan segala macam untuk mencari barang itu. Maka timbul masalah sosial lain,
kejahatan-kejahatan pun muncul, perampokan, pencopetan, maupun pencurian, karena kebutuhan akan barang itu terus muncul,” tuturnya.
Maka dari itu, Kepala BNN menegaskan bahwa masalah narkotika tidak hanya sekadar masalah adiktif yang hanya diselesaikan dengan rehabilitasi, tetapi bisa menjadi masalah sosial yang besar.
Tak hanya pencurian atau perampokan, ia mengingatkan bahwa terdapat pula masalah sosial yang lebih bahaya seperti pertikaian antarkelompok hingga pemerkosaan.
“Untuk itu, mari kita menjadikan narkoba ini sebagai musuh bersama yang harus ditakuti oleh kita semua,” ucap Marthinus menegaskan. (psn)