RadarKarawang.id – Sekolah Dasar Negeri (SDN) Anggadita 1, Kecamatan Klari mengalami kekurangan ruang kelas. Mengatasi itu, Bupati Karawang Aep Syaepuloh minta pengembang ikut kontribusi.
Lesmiyati, orangtua murid kelas II menginginkan adanya penambahan jumlah ruang kelas bagi siswa. Selain ruang kelas yang kurang, terlihat keramik lantai di sekolah ini pun sudah saatnya untuk diperbaiki.
Di dalam ruang kelas juga untuk ketersediaan kipas angin masih belum banyak.
“Anak saya masuk siang, kami meminta ada penambahan ruang kelas supaya tidak banyak shift jam belajar.
Ingin lantainya diperbaiki juga, kalau bisa fasilitas kursi, meja, kipas angin juga ditambah. Kasian kalau anak SD masuk siang,” ujarnya Selasa (3/12).
Baca juga: 340 Kilometer Jalan Rusak Belum Diperbaiki
Keinginan yang sama juga disampaikan oleh Syarifah Aini, orangtua murid kelas III.
Dirinya menilai ketika anak mendapatkan jam belajar di siang hari kurang efektif dalam menerima materi.
“Kelas siang itu sangat berbeda dengan kelas pagi. Mereka jauh lebih semangat menerima materi pembelajaran di pagi hari.
Kalau anak masuk siang sudah capek main sebelum jam masuk sekolah,” tambahnya.
Sukaesih, Kepala SDN Anggadita 1 menyatakan ketika 6 bulan lalu dirinya telah meminta adanya penambahan ruang kelas baru kepada dinas, kemudian sudah direalisasi.
Meski begitu di sekolah ini masih tetap mengalami ruang kelas yang kurang.
“Saya baru 6 bulan disini, ketika datang memang ruangannya kurang dan sudah meminta ke dinas untuk ditambahkan ruangan.
Alhamdulillah sudah ada bangunan baru, kalau kemarin ruangannya hanya ada 9 jadi kami menyisiasati saja.
Setiap angkatan dibagi menjadi empat sesi. Alhamdulillah di sini anak-anaknya berprestasi,” ungkapnya.
Kemudian Bupati Karawang, Aep Syaepuloh menyampaikan pemerintah akan meminta kepada salah satu pengembang yang memiliki perumahan di dekat sekolah untuk memberikan fasos fasum.
Tonton juga: Prabowo Menangis saat Umumkan Kenaikan Gaji Guru
Ia menilai dengan adanya pembelajaran yang dibagi hingga 4 shift membuat pembelajaran di sekolah tersebut sudah tidak efektif.
“Sekolah ini terbanyak jumlah siswanya dan sudah tidak efektif karena dibagi sampai 4 shift. Ada yang dari jam 7 sampai 9, jam 9 sampai jam 11 dan kelas siang sampai sore.
Tanah sekolah ini sudah pas, tapi ada tanah kosong dari satu pengembang dan akan meminta kepada mereka agar fasos fasum diberikan kepada pemerintah saja,” jelasnya.
Ia menambahkan pembangunan tidak akan dilakukan di tahun 2025. Pemerintah akan menyusun rencana pembangunan terlebih dahulu.
“Akan direncanakan terlebih dahulu tidak mungkin di tahun 2025. Ke depan akan dibangun 3 lantai jadi supaya tanahnya lebih efektif,” tutupnya. (nad)