HEADLINE

SDN Palumbonsari IV Juara Sajak Bahasa Sunda, Jadi Wakil Karawang ke Tingkat Provinsi

KARAWANG, RAKA – Perwakilan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Palumbonsari IV mendapatkan juara pertama dalam perlombaan sajak Bahasa Sunda. Keberhasilan ini, menghantarkan sekolah ini ke tingkat provinsi.
Kepala SDN Palumbonsari IV, Nining menyampaikan rasa syukur atas prestasi yang didapatkan oleh Ridwan Fauzi (12). Ia menyebutkan beberapa tahun sebelumnya pernah mendapatkan prestasi yang sama namun di tingkat kecamatan. “Seperti di awal yang saya sampaikan kami mengikuti Festival Tunas Bahasa Ibu, alhamdulillah kami mendapatkan juara satu dalam perlombaan membaca sajak Sunda. Ini menjadi kebanggaan yang luar biasa bagi sekolah kami, untuk sajak secara berkala dalam ruang lingkup kecamatan pernah meraih juga tetapi tidak di tahun yang sama,” ujarnya, Senin (4/9).
Ia mengaku pencapaian tersebut menjadi tantangan cukup berat. Hal ini disebabkan karena akan menghadapi lawan yang kompetetif di tingkat provinsi. Ia mengungkapkan kendala yang terjadi yakni di waktu latihan yang terjeda dengan adanya perlombaan paskibraka di tingkat nasional pada beberapa hari mendatang. “Tentunya ini menjadi tantangan yang berat, bahwa pencapaian kami belum selesai karena masih harus mengikuti festival tingkat provinsi dengan pesaing yang cukup kompetetif. Perlu ditingkatkan lagi untuk kriteria yang menjadi penilaian dalam lomba saja. Kami terkendala dengan waktu karena pelatih dan peserta ini juga akan ikut perlombaan paskibraka tingkat nasional di bulan ini,” tambahnya.
Pelatih Bahasa Sunda, Riamansyah mengungkapkan pada saat perlombaan di tingkat kecamatan hanya memerlukan waktu selama dua Minggu. Ia mengaku untuk perlombaan di tingkat provinsi akan memperbaiki pelafalan, lentong dan artikulasi. Kemudian ia pun akan melihat peserta dari tahun sebelumnya sebagai bahan refrensi. “Persiapannya kemarin itu dua Minggu, untuk menghadapi festival di tingkat provinsi nanti tentunya akan memperbaiki point’ yang menjadi koreksian dari juri. Tentang artikulasi, pelafalan, lentong. Kami melihat juga dari peserta tahun sebelumnya sebagai bahan refrensi untuk menjadi motivasi supaya kualitasnya meningkat,” ungkapnya.
Ia melanjutkan untuk sajak telah disiapkan oleh pihak panitia. Ia mengaku kesulitan yang dialami mengubah lentong dari heuras genggerong menjadi lentong yang lembut. “Sudah disiapkan dari panitia untuk sajak yang akan di tampilkan. Kami lebih ke karakter dari perwakilan di sekolah kami. Sajak yang dibawakan pun sesuai dengan karakter anak-anak. Sebetulnya lentong sundanya dari Karawang itu kurang dan susah dibentuk. Karawang di kenal sebagai heuras genggerong jadi kita mencari cara supaya anak kami memiliki lentong yang lembut,” lanjutnya.
Ridwan Fauzi (12), peserta lomba menyampaikan masih terdapat kekurangan dari perlombaan di tingkat kecamatan. Meski begitu ia akan tetap meningkatkan proses latihan untuk mendapatkan hasil maksimal dalam perlombaan di tingkat provinsi. “Senang tapi masih belum puas karena belum bisa maksimal di perlombaan kemarin. Pelafalan sama lentongannya yang masih kurang dari saya. Insyallah satu bulan ini latihan, ini lomba sajak pertama saya,” tutupnya. (nad)

Related Articles

Back to top button