KARAWANG, RAKA – Sempat mengalami lonjakan tajam jumlah penderita virus corona yaitu 457 orang dalam sehari pada 7 Maret 2021, kini seluruh kecamatan di Kabupaten Karawang kembali merah. Itu juga yang menjadi pertimbangan Pemerintah Kabupaten Karawang memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) hingga 22 Maret 2021.
Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, kemarin total konfirmasi ada 15.446 orang. Rinciannya, masih dirawat 1.148 orang, sembuh 13.818 orang, meninggal 480 orang. Sedangkan data kasus per kecamatan paling banyak ada di Telukjambe Timur sebanyak 202 masih dirawat, kemudian Karawang Barat 176 masih dirawat. Lainnya adalah Banyusari 11 orang, Batujaya 15 orang, Ciampel 14 orang, Cibuaya 12 orang, Cikampek 63 orang, Cilamaya Kulon 13 orang, Cilamaya Wetan 25 orang, Cilebar 4 orang, Jatisari 27 orang, Jayakerta 10 orang, Karawang Timur 102 orang, Klari 117 orang, Kotabaru 74 orang, Kutawaluya 13 orang, Lemahabang 12 orang, Majalaya 55 orang, Pakisjaya 1 orang, Pangkalan 2 orang, Pedes 10 orang, Purwasari 35 orang, Rawamerta 19 orang, Rengasdengklok 32 orang, Tegalwaru 6 orang, Telagasari 39 orang, Telukjambe Barat 19 orang, Tempuran 19 orang, Tirtajaya 16 orang, dan Tirtamulya 5 orang.
Juru Bicara Satuan Tugas (Jubir Satgas) Covid-19 Kabupaten Karawang Fitra Hergyana menuturnya, kasus positif masih didominasi oleh klaster industri dan keluarga. Bencana banjir beberapa waktu lalu pun turut berkontribusi pada penambahan kasus positif corona akhir-akhir ini. Pasalnya, kerumunan massa tidak bisa dihindarkan dalam situasi seperti itu. “Dari klaster keluarga dan perusahaan. Banjir juga berdampak,” ujarnya.
Sekertaris Daerah Karawang Acep Jamhuri mengatakan, kasus postif corona yang mencapai ratusan dalam beberapa hari kemarin bukan termasuk klaster banjir, hanya saja kejadiannya setelah banjir di Karawang. “Jadi itu tetap peningkatan dari klaster industri, yang melaporkan juga dari industri karena cukup banyak yang terkonfirmasi. Kebetulan mereka tinggalnya di pemukiman yang terkena banjir,” jelasnya.
Lebih lanjut kata dia, karyawan yang terkonfirmasi corona pascabanjir tersebut seperti yang berdomisili di wilayah Telukjambe Barat, Karawang Barat, dan Cikampek lantaran kecamatan tersebut juga termasuk wilayah yang terkena banjir. Upaya pemerintah untuk menekan angka corona, kata Acep, sebagaimana yang sudah dilakukan sampai sekarang yaitu PPKM.
Namun untuk klaster industri itu masih sulit ditangani, terutama untuk karyawan yang tinggal di desa yang penduduknya sampai 25 ribu seperti di wilayah Telukjambe Timur dan Karawang Barat, begitu pun yang tinggal di perumahan. “Ini yang sedang kita pikirkan bagaimana penyesuaian teknisnya untuk PPKM Mikro artinya tidak satu desa, satu posko. Tapi bisa di setiap RW atau perumahan,” imbuhnya. (mra)