KARAWANG, RAKA- Sepanjang bulan Januari tahun ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang mencatat sudah ada 21 rumah rusak akibat dihempas angin puting beliung dan dampak kebakaran.
Sementara itu sejak akhir tahun 2024 BPBD setempat membuka posko siaga bencana di depan kantornya. Hal itu dikarenakan cuaca di Karwang masih sering hujan.
Kepala BPBD Karawang, Mahpudin mengatakan, pembukaan posko siaga bencana sudah sejak bulan Desember 2024, mengingat curah hujan masih terjadi di wilayah kerjanya. Apalagi belakangan ini hujan pun terjadi hampir setiap hari.
“Dari Desember buka posko siaga bencana di depan kantor BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah),” kata Mahpudin saat dikonfirmasi Radar Karawang, Rabu (22/1).
Dengan seringnya hujan, Mahpudin mengimbau agar masyarakat waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam, seperti banjir, puting beliung, longsor dan lain-lain.
“Curah hujan yang terjadi di Karawang relatif lama, kemarin seharian turun hujan, semalam hujan sampai pagi. Jadi, kewaspadaan perlu ditingkatkan terhadap kemungkinan terjadinya bencana,” katanya.
Baca Juga : Komisi I DPRD Jabar Desak Evaluasi
Mahpudin mengaku saat ini pihaknya telah membuka posko siaga bencana alam, karena hujan yang terjadi secara terus-menerus bisa memungkinkan terjadinya bencana di wilayah itu.
Menurut dia, masyarakat harus selalu waspada bencana, mengingat pada periode Januari-Februari kondisi curah hujan di Karawang terbilang cukup tinggi, sehingga berpotensi terjadi berbagai bencana alam.
Sesuai dengan catatan BPBD setempat, sebagian besar daerah di wilayah Karawang masuk kategori rawan bencana alam, karena mayoritas daerah di Karawang dilintasi sejumlah sungai besar yang memungkinkan menguap saat hujan deras.
Catatan BPBD Karawang, sepanjang Januari hingga Desember 2024 sebanyak 644 kejadian bencana terjadi di wilayah Karawang, baik berupa banjir, longsor, angin puting beliung, banjir rob, dan lain-lain.
Sementara pada Januari tahun ini, BPBD Karawang mencatat sudah ada 21 rumah rusak akibat dihempas angin puting beliung dan dampak kebakaran. (mra/jpn)