Tarawih Pertama Tanpa Batasan
-Kembali Seperti Sebelum Pandemi Corona
KARAWANG, RAKA – Euforia umat Islam di Karawang menyambut bulan suci Ramadan tahun ini sangat terasa. Bukan hanya saat tarawih pertama di malam pertama, beberapa hari sebelumnya juga banyak yang merayakan dengan beragam cara. Diantaranya pawai obor, berkunjung ke rumah orangtua hingga makan bersama. Ada pula yang mendaftarkan diri ke pesantren khusus selama bulan Ramadan. Apalagi saat ini sudah tidak ada lagi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) setelah wabah corona mereda.
Berdasarkan pemantauan Radar Karawang di sejumlah masjid pada malam pertama tarawih, jumlah jamaah tak tertampung. Ada yang sampai menggunakan lahan parkir agar bisa mengikuti salat berjamaah yang hanya dikerjakan sebulan dalam setahun ini. Di Masjid Al Jihad misalnya, masjid yang berada di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Karangpawitan, Kecamatan Karawang Barat, itu tampak sempit karena banyaknya jumlah jamaah. Tak ada pembatasan atau sekat antarjamaah seperti tahun lalu, begitu juga soal masker yang dulu wajib digunakan. Jamaah juga tampak sangat khusyu mengikuti salat tarawih. “Alhamdulillah bisa mengikuti salat tarawih di Al Jihad. Suasananya tampak berbeda dengan saat corona,” ungkap Asnawi (37) warga Karangpawitan kepada Radar Karawang, kemarin.
Ia melanjutkan, dulu Masjid Al Jihad sempat ditutup dan tidak boleh ada kegiatan apapun. Sekarang saat corona sudah mereda, para jamaah bisa bebas mengikuti aktivitas keagamaan. “Ini berkah bagi kita semua. Bisa tarawih dengan tenang tanpa was-was ada corona,” ujarnya.
Begitu juga dengan Rijal (25) warga Cakradireja mengaku senang bisa kembali tarawih di Masjid Al Jihad. “Tahun lalu tidak ke sini, karena masih was-was corona,” katanya.
Sekarang saat wabah mematikan itu berlalu, dia dan istrinya bisa bersama-sama menunaikan salat tarawih bersama. “Alhamdulillah, ini berkah dari Allah,” katanya.
Sementara itu, Yono (39) warga Desa Pangulah Utara, Kecamatan Kotabaru, mengaku salat tarawih di Masjid At Taqwa yang tak jauh dari rumahnya. Berbeda dengan tahun sebelumnya, sekarang jumlah jamaah kembali membludak. “Alhamdulillah sudah seperti biasa, kembali membludak saat malam pertama tarawih,” katanya.
Menurutnya tidak ada lagi berita pembatasan di televisi, membuat warga jadi lebih tenang menunaikan salat tarawih. “Kami bergembira, akhirnya bisa salat tarawih dengan tenang,” ujarnya.
Hal serupa di Masjid Al Barkah, Kampung Warung Kebon, Kecamatan Purwasari. Jamaah memadati masjid yang tak jauh dari pabrik pur tersebut. Nur (41) warga Purwasari mengaku sangat khusyu menunaikan salat tarawih meski kondisi masjid penuh sesak. “Ramadan tahun ini seperti berbeda. Lebih khusyu,” katanya.
Dia berharap bisa mendapatkan malam lailatul qadar pada Ramadan tahun ini. “Semoga tahun ini dapat anugerah dari Allah,” ungkapnya.
Pengurus Majelis Tabligh Pimpinan Muhammadiyah Daerah Karawang Nasim mengatakan, bulan Ramadan adalah momentum yang sangat baik untuk melipatgandakan kebaikan. “Selain harus khusyuk berpuasa, kita juga harus semakin memperbanyak kebaikan,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, setiap orang yang memberi makanan untuk orang yang berpuasa, maka mendapatkan pahala sama dengan yang berpuasa. “Setiap hari kita harus membahagiakan orang yang berpuasa, tidak hanya satu orang, tapi sebanyak mungkin. Karena Ramadan adalah momen yang pas untuk melakukan kebaikan sebanyak mungkin,” tuturnya. (psn)