HEADLINE

Teater Merah Putih Angkat Petrus
-Ide Cerita dari Mapel PPKn

KARAWANG, RAKA – Ide cerita sebuah drama bisa diperoleh dari mana saja dan dalam kondisi apapun. Seperti yang diungkapkan salah satu anggota ekstrakurikuler Teater Merah Putih SMAN 3 Karawang, Hallya Safarah Aditya Lubis ke Radar Karawang, kemarin. Saat dia merasa kesulitan memahami materi Hak Asasi Manusia dalam mata pelajaran (mapel) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) tiba-tiba ada ide cerita muncul dalam benaknya, yaitu Penembak Misterius (Petrus). Menggambarkan satu keluarga yang ditempok oleh sekelompok petrus dan tidak mendapatkan keadilan.
Hallya mengaku, ide ceritanya itu akhirnya disepakati oleh anak-anak Teater Merah Putih untuk dipentaskan dalam lomba Bulan Bahasa. “Waktu lagi stres pelajaran PPKn justru dapet ide bikin naskah. Pas itu lagi bahas tentang HAM (Hak Asasi Manusia), jadi kita angkat kasus yang sudah lama tapi jarang orang lain tahu,” ujarnya.
Ia melanjutkan, cerita tersebut menggambarkan satu keluarga yang ditembak secara misterius oleh suatu kelompok. Pesan yang ingin disampaikan melalui cerita tersebut, yakni belum adanya pemerataan dalam penerapan Sila ke 5 Pancasila.

“Kita angkat tema Penembak Misterius yang kita singkat jadi Petrus. Dimana satu keluarga ini ditembak oleh kelompok dan tidak mendapatkan keadilan HAM. Pesannya keadilan di Indonesia sekarang belum merata,” tambahnya.
Kikie Ayu Rizkia, pembina ekskul kesenian SMAN 3 Karawang menyampaikan, tetap memberikan dorongan dan motivasi kepada seluruh anggota untuk dapat memberikan yang terbaik di perlombaan selanjutnya. Ia pun menginginkan agar anggota meningkatkan semangat saat proses latihan di sekolah.

“Kalau untuk saya selaku pembina ya harusnya siswa lebih giat lagi berlatih, jangan putus asa dan cepat puas sebelum sampai berdarah-darah titik penghabisan,” paparnya.
Ia memberikan masukan kepada pelatih ekskul, agar dapat menciptakan ide baru dalam pembuatan naskah dan menciptakan alur cerita. Kemudian dia juga menghimbau agar lebih banyak mencari sumber refrensi terkait jenis teater di Indonesia.

“Mungkin juga untuk pelatih dan siswa lebih banyak lagi cari referensi mengenai jenis-jenis teater. Ini menjadi salah satu cara kita supaya dapat memunculkan ide baru lagi saat penulisan dan pembuatan cerita,” tutupnya. (nad)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button