Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Sekolah, Dosen Unsika Dampingi Guru Buat Korpus Digital
KARAWANG, RAKA- Dosen Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) mengadakan pendampingan mengenai pembuatan dan penerapan korpus digital di dalam pengajaran bahasa di SMK Taruna Karya 76 Nurul Falah, Desa Sindangkarya, Kecamatan Kutawaluya.
Dosen Pendidikan Bahasa Inggris Unsika Yogi Setia Samsi mengatakan, bahwa pendampingan ini merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat (PKM) yang harus dipenuhi sebagai bagian dari Tri Dharma perguruan tinggi. Secara umum, pendampingan korpus digital, yang diikuti oleh guru-guru mata pelajaran (mapel) Bahasa Inggris, Indonesia, serta mapel lainnya, menghasilkan dampak yang sangat positif. Berdasarkan data angket yang didistribusikan di akhir kegiatan menunjukan bahwa korpus digital dapat diaplikasikan tidak hanya pada pengajaran mapel bahasa tapi juga mapel lainnya. “Korpus digital itu kan kumpulan data bahasa yang terhimpun di dalam sistem komputer, jadi pengajaran mapel apapun yang berbasis teks bisa juga menggunakan korpus digital,” tegasnya.
Hasil pertama dari pendampingan ini, lanjutnya, adalah para guru bahasa, seperti mapel Bahasa Inggris, Indonesia, dan Sunda, merasa sangat antusias untuk membuat korpus khusus (specialized corpus) dengan menggunakan aplikasi korpus seperti AntConc, Concordance, Word Smith, atau lainnya. Yogi pun menambahkan bahwa aplikasi korpus dapat dengan mudah didapatkan di situs Google secara gratis dan sangat mudah untuk di-install pada komputer. “Setelah praktek pemasangan aplikasi korpus, ternyata banyak fitur-fitur yang dapat diterapkan ke dalam pembelajaran bahasa di kelas,” ujar guru Bahasa Inggris berinisial PSM.
Hasil lainnya adalah guru mapel non-bahasa merasakan manfaat dan bertambahnya pengetahuan mengenai korpus digital. Hal tersebut karena korpus digital dapat membantu pemahaman terhadap suatu kata setelah menelaah kata atau frasa di dalam konteks kalimat atau wacana yang utuh melalui aplikasi korpus. Salah satu guru mapel agama yang tidak ingin disebutkan namanya, mengaku sangat tertarik karena dengan penggunaan korpus karena dapat membantu dalammenerjemahan suatu bahasa di dalam konteks agama. “Itu artinya korpus juga bisa dijadikan media untuk belajar terjemahan dengan perbandingan konteks suatu bahasa,” tambahnya.
Dengan adanya pendampingan pembuatan dan penerapan korpus digital, para guru memberikan apresiasi dan antusiasme yang besar karena kegiatan tersebut memberikan banyak pengetahuan untuk dapat diaplikasikan pada pengajaran di kelas. “Semoga kegiatan seperti ini bisa diadakan secara berkala karena para guru harus selalu mengikuti pendampingan untuk peningkatan kualitas pendidikan di sekolah,” tutur wakil kepala sekolah bidang kurikulum ini. (rls)