Warga Blokir Puskemas Sukatani
CILAMAYA WETAN, RAKA- Warga Dusun Kosambi Tengah dan Kosambi Lempeng Desa Sukatani, Kecamatan Cilamaya Wetan blokir operasional Puskesmas Sukatani, Jumat (22/3). Tindakan ini hasil kesepakatan pihak puskesmas dan masyarakat soal tanah adat yang dibangun RPPM, masih menemui jalan buntu. Pihak puskesmas di sebut-sebut, tetap melanjutkan pembangunan, hingga membuat masyarakat setempat geram dengan memagari semua bangunan puskesmas yang beroperasi tahun 2010 tersebut.
Fuad, warga Sukatani mengatakan, pemagaran yang dilakukan warga adalah buah dari hasil kesepakatan dengan pihak puskesmas. Karena, puskesmas tetap ingin melanjutkan pembangunan ruangan isolasi itu di atas tanah adat milik Mama Lingga, kemudian pemagaran harus dilakukan halaman Musala Mama Lingga, bahkan hasil kesepakatan itu sudah dituangkan dalam berita acara kesepakatan yang dimediasi pemerintah desa. “Itu sudah hasil kesepakatan, kalau dilanjutkan ya kita masyarakat akan memagar, ” ungkapnya.
H Iqbal, sekretaris Desa Sukatani menilai, tindakan warga bukan bukanlah sikap anarkis, sebab itu murni hasil kesepakatan bersama saat musyawarah di kantor desa kaitan menyikapi soal pembangunan RPPM di atas tanah adat. Puskesmas, sebut Iqbal, tetap kekeuh bahwa pembangunan diteruskan. Tapi, warga akan melakukan pemagaran 0,5 meter dari bangunan. “Itu kesepakatan warga dan puskesmas, dan itu yang bisa dilakukan oleh pemdes, karena awalnya masyarakat yang minta bongkar bangunan,” katanya.
Eeng Haerudin, kasie Trantib Kecamatan Cilamaya Wetan, mengatakan pemagaran yang dilakukan warga sejak Kamis (21/3) malam, itu menyusul hasil kesepakatan puskesmas dengan warga sendiri . Sehingga, Jumat siang, selama beroperasi pelayanan puskesmas tidak bisa dilakukan. Kecuali solusinya membongkar pagar depan untuk akses masuk. Sebenarnya warga sekitar sudah sangat terluka oleh pihak Puskesmas yang tidak komunikatif dari awal pembangunan. Pihaknya sudah berusaha melobi warga agar tidak anarkis, namun hasil yang paling mungkin adalah dengan pemagaran daripada harus dibongkar bangunan RPPM tersebut. “Saya sudah melobi agar tidak anarkis, tapi ya itu hasil dari mediasi yang paling memungkinkan,” pungkasnya.(rud)