![](https://sp-ao.shortpixel.ai/client/to_auto,q_glossy,ret_img,w_758,h_378/https://radarkarawang.id/wp-content/uploads/2025/02/chansing.avif)
RadarKarawang.id – Warga Klari yang tinggal di sekitar PT Chang Shin geruduk perusahaan, mendesak agar membuka kembali gerbang belakang.
Aksi demo warga dan para pedagang tersebut, dipicu usai manajemen PT Chang Shin menutup pintu gerbang belakang karena adanya gugatan dari salah satu pengusaha.
Akibatnya, para pedagang tidak bisa lagi berjualan dan aktivitas perekonomian lainnya menjadi ikut lumpuh.
Setelah berbulan-bulan ditutup, akhirnya gerbang tersebut dibuka kembali setelah Bupati Karawang, H Aep Syaepuloh SE didampingi Kapolres Karawang, Dandim 0604 Karawang, dan Kepala Kejaksaan Negeri Kabupaten Karawang datang untuk menemui pihak manajemen.
Aksi protes masyarakat sudah berlangsung sejak Oktober 2024. Mereka mengaku keberatan atas ditutupnya pintu gerbang belakang.
Karena selain menghambat mobilitas, aktivitas perdagangan dan perekonomian menjadi terganggu.
Salah satunya adalah ibu Siti, ia menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendengarkan aspirasi mereka.
Baca juga: Angka Kemiskinan di Karawang Berkurang 0,01 Persen
“Senang banget. Alhamdulillah bisa kembali berjualan. Kalau ditutup tidak ada yang melintas dan otomatis tidak ada yang membeli. Terima kasih untuk bapak Bupati dan jajarannya sudah membantu kami,” katanya, Rabu (12/2).
Bupati Karawang Aep Syaepuloh mengatakan, bahwa akses jalan dari gerbang belakang tersebut diperuntukkan untuk publik.
Sehingga, bisa dimanfaatkan untuk aktivitas serta mobilitas masyarakat. “Alhamdulillah tadi setelah berunding dengan pihak manajemen PT Chang Shin, akhirnya disepakati akan dibuka kembali gerbangnya,” ucapnya.
Aep meneruskan, Pemkab Karawang menyatakan bahwa para pedagang boleh kembali berjualan, namun harus memenuhi aspek menjaga kebersihan, lingkungan dan ketertiban.
Ia juga meminta agar kepala desa ataupun pihak manapun, tidak boleh mengganggu aktivitas perdagangan. Aktivitas perekonomian sempat terhenti semenjak pintu gerbang belakang PT Chang Shin ditutup.
Menurut Aep, selain aktivitas perdagangan, kegiatan usaha lain juga menjadi terganggu. Diantaranya adalah usaha kontrakan, usaha penitipan sepeda motor dan usaha lainnya.
Tonton juga: SBY Versus Mega
“Setelah ditutup, akses karyawan juga menjadi sulit. Keluhan bukan hanya datang dari pedagang dan masyarakat. Namun juga dari karyawan PT Chang Shin itu sendiri,” paparnya. (asy)