HEADLINE

Warga Purwasari Korban Tsunami Banten

PURWASARI, RAKA – Suasana duka menyelimuti keluarga besar Derry Ramadhany (35) warga Perumahan Pagadungan Blok Papandayan 4 RT 13, RW 03 Desa Purwasari, Kecamatan Purwasari. Derry dan keluarganya merupakan salah satu korban bencana tsunami Selat Sunda akhir pekan lalu. Bencana ini merenggut nyawa ayahnya Ayi Rojak (64) saat berlibur di pantai Tanjung Lesung Banten.

Derry menuturkan, dia bersama 16 orang keluarga besarnya pergi berlibur ke pantai Tanjung Lesung. Sebelum memutuskan berlibur dia sempat memilih Pulau Seribu untuk dijadikan tempat liburan, namun tidak jadi, Derry bersama keluarga memutuskan pergi ke Tanjung Lesung.

Derry bersama keluarga berangkat ke Tanjung Lesung, Sabtu (22/12) pagi dan sampai di lokasi 12.00 WIB. Setelah istirahat di vila, Derry dan keluarga besarnya pergi ke pantai sekitar pukul 15.00 WIB dan pukul 17.00 WIB kembali ke vila. Kemudian, sekitar pukul 20.00 WIB enam orang keluarganya termasuk ayahnya Ayi Rojak (64) pergi lagi ke pantai sementara Derry memilih tidur di vila. “Saya lagi tidur, dibangunin sama istri karena ada suara gemuruh dan suara letupan seperti suara pistol,” kata Derry, saat ditemui Radar Karawang di kediamannya, di Perumahan Pagadungan Blok Papandayan 4 RT13, RW03, Desa Purwasari, Kecamatan Purwasari, Selasa (25/12).

Kemudian, lanjut Derry, dia mendapatkan telpon dari adiknya Rigan bahwa telah terjadi tsunami. Dia kemudian mencari bantuan untuk mencari keluarganya yang terseret arus ombak. “Saya dan adik saya Rigan mencari ayah, anak saya, dan adik saya Frida yang terseret ombak,” ucapnya.

Dari enam orang keluarganya yang menjadi korban, lanjut Derry, tiga orang yang ditemukan dalam keadaan selamat malam itu juga di tempat yang berbeda, dua orang ditemukan Minggu (23/12) sedang dirawat di rumah sakit. Sementara ayahnya baru ditemukan Senin (24/12) dalam keadaan meninggal. “Senin saya baru mendapatkan kabar dari pihak rumah sakit umum daeran Banten bahwa tanda-tanda ayahnya sudah ditemukan. Setelah itu saya bersama keluarga menuju rumah sakit dan ternyata benar bahwa itu adalah ayah saya yang sudah meninggal dunia. Saya dan keluarga membawa jenazah pulang untuk dikuburkan,” paparnya.

Nurul (52), ketua RT 13 tidak menyangka bahwa warganya salah satu korban dari bencana tsunami. “Semoga keluarga yang ditinggalkan bisa diberikan kesabaran dan semoga keluarga almarhum bisa tabah dalam kejadian ini,” pungkasnya. (cr3)

Related Articles

Back to top button