Warnih Tak Putus Asa Membesarkan Anak Autisme
PENUH PERHATIAN: Warnih bersama anak tercintanya, Abdul Aziz di kediamannya di Dusun Sungaiterong, Desa Karyabakti, Kecamatan Batujaya.
Sempat Frustasi Mendengar Gunjingan Orang Lain
BATUJAYA, RAKA – Kasih sayang seorang ibu dari anak penyandang autisme tidak bisa dipandang sebelah mata. Perjuangan mereka membesarkan anak juga berkali-kali lipat letihnya dibandingkan ibu-ibu lainnya.
Warnih (42) asal Dusun Sungaiterong, Desa Karyabakti, Kecamatan Batujaya, memiliki anak istimewa penyandang autisme sejak kecil. Dia mengaku tak pernah putus asa meski pernah frustasi saat membesarkan anaknya, Abdul Aziz yang kini sudah berusia 14 tahun. Selama belasan tahun, Warnih membesarkan anaknya dengan penuh kasih sayang, meski dia sempat sedih dan menangis saat mendengar anaknya menjadi perbincangan orang lain, karena berbeda dengan anak pada umumnya.
Lambat laun, rasa sedih itu mulai hilang dan tergantikan dengan rasa syukur apa yang diberikan oleh Maha Kuasa. Bahkan tak terlintas dalam benaknya untuk menitipkan anak nomor duanya itu ke sebuah yayasan atau panti untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
“Emang udah milik kita, yah kita terima terus kita urusin, kita rawat,” jelasnya kepada Radar Karawang saat ditemui di rumahnya, Senin (21/12).
Tak putus asa, Warnih juga memberikan kesempatan Aziz sapaan akrab Abdul Aziz untuk mengenyam pendidikan di SLB Tunas Harapan Karangpawitan, Kecamatan Karawang Barat, selama tiga tahun. Selama berangkat sekolah, Aziz dibonceng menggunakan sepeda motor. Kemudian karena jarak tempuh terlalu jauh dari Batujaya ke SLB Tunas Harapan, kini anaknya itu mengenyam pendidikan di SLB Cahaya Bangsa di daerah Batujaya. “Namanya dididik masa tidak ada perkembangannya sampai nanti, walaupun tidak sama kayak anak-anak yang lain,” katanya.
Tak cukup sampai di situ, keseharian ibu yang tangguh itu juga dihabiskan bersama anaknya mulai dari memberi makan sampai mengantar mandi, apalagi saat Aziz masih usia sembilan tahun kerap bersikap lebih aktif, bahkan sempat berangkat dari rumah tanpa sepengetahuannya.
“Walaupun anak saya punya kekurangan, berharap anak saya punya kelebihan biar sukses,” pungkasnya. (mra)